BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Pemerintah Kota Balikpapan berharap bisa merealisasikan pembangunan jelambatan layang atau fly over simpang lima muara rapak untuk mengantisipasi berualngnya kejadian kecelakaan.

Pasalnya, Jumat (30/12), kembali truk kontainer menambrak pagar pembatas sisi kiri. Beruntung tidak ada korban jiwa maupun. Namun sebeluim-sebelumknya, sudah puluhan merengut korban jiwa akibat kecelakaan.

Sebenarnya tahun 2011 lalu Pemerintah Kota Balikpapan sudah sempat membuat Detail Engineering Design (DED) 11 dengan anggaran Rp 180 miliar, kemudian 2014 dengan anggaran Rp 230 miliar.

Namun karena tidak memiliki dana, akhirnya rencana tersebut urung dilakukan. Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi pun berharap bantuan Pemerintah Provinsi dan Pusat sehingga bisa merealisaikan pada anggaran Perubahan 2017.

“Ya kita sudah berjuang mudah-mudahan masih bisa. Kita berharap didukung semua pihak termasuk DPRD karena inikan jalan nasional nggak mungkin kita APBD kota,” ujarnya.

“Flyover memang jalan satunya harus dilakukan supaya tidak terjal. Kalau penataan kan sangat terbatas. Kita coba di 2017 ini (perubahan),” katanya.

Sementara itu Kadishub Sudirman mengatakan kejadian kecelakaan di turunan Rapak terjadi pada pukul 05.30 subuh. Batas angkutan kendaraan berat diatas 20 feet itu pukul 06.00-09.00 wita.

“Kendaraan itu dari semayang dengan muatan besi plat baja menunju kearah Kariangau kilo. Ditanjakan ramayana karena keberatan, kopling rem slip kendaraan itu lari ke sisi jalan. Jadi bukan dari kilo ke kota tapi dari bawah ke atas. Dia mundur,” ujarnya

Pihak sudah mengecek kelaikan kendaraan dan KIR kendaraan itu ternyata kendaraan berplat Balikpapan ini tidak pernah uji KIR di Balikpapan. Kapasitas jalan kelas II Balikpapan maksimal 8-1o ton sedangkan angkutan kontainer yang mengalami kecelakaan beratnya 20 ton.

“Laporan di lapangan dia tidak pernah uji KIR di Balikpapan. Memang boleh di luar saat dia lagi diluar Balikpapan. Jadi yang keluarkan legalitas laik jalan bukan Balikpapan. Kalau tonase kan 20 feet, kalu kelas dua ya dia melebih.
Kami mau kordinasi dengan Pelindo, kita minta pelabuhan yang angkut kontainer tidak di kota tapi harus di Kariangau cuma sampai hari ini masih di semayagn, Roro itu. Harusnya Roro tidak ada lagi di dalam kota. Pangkal tolaknya sebenarnya itu,” ujarnya.

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version