BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Pemerintah Kota Balikpapan menggelar lomba motif batik khas Balikpapan di Gedung Dewan Kerajinan Nasional (Deskranada) pada Selasa (22/02/2022).

Lomba tersebut menghadirkan Master Penguji Batik Internasional Raden Bambang dari Kementerian Pendidikkan Kebudayaan Risek dan Tekhnologi Kemendikbudristek.

Dari 20 motif batik yang memamerkan moitif batiknya, enam orang terpilih. Karena ada beberapa kriteria yang menjadi penilaian yakni menyangkut budaya, simbol kemudian kesiapannya.

“Bagaimana memunculkan budaya, memunculkan simbol Kalimantan., warna Terus bagaimana bisnis itu jalan, layak jual,” ujar Bambang kepada inibalikpapan.com.

“Kita putuskan secara matang enam orang ini dipilih dan kita cari bagaimana kesiapan legalitasnya, bagaimana kesiapan mereka untuk jadi UMKM,”

Menurutnya, karena merupakan produk UMKM jadi harus siap. Karena karena akan menjadi batik khas motif Kota Balikpapan. “Jadi kalau dia belum siap, bagaimana pemerintah mau bantu,” ujarnya.

“Mereka enam yang terpilih sudah siap mereka, tinggal bagaimana sikap pemerintah mendampingi,”

Dia menjelaskan, keberadaan batik khas Kota Balikpapan akan membuat UMKM di daerah semakin berkembang. “Karena membuat seragam daerahnya dari Pemdanya sampai ke RT,” ujarnya

“Bisa bikin taplak-taplak, jadi ini sebenarnya untuk mempersiapkan UMKM. Jadi orang tahu ini dari Balikpapan,”

Dia menambahkan, kegiatan tersebut juga mendukung Indonesia sebagai negara batik yang sudah di deklarasikan Unesco. “Makanya setiap daerah harus menentukan motif,” ujarnya

“Ini orang Jogya, sudah ketahuan pakai batiknya, karena sudah ada budayanya.” sambungnya.

Sementara itu, Batik motif Bunga Anggrek karya Sutiyani peserta nomor 10 lomba batik Dekranasda keluar sebagai juara pertama Lomba Motif Batik Khas Balikpapan dengan poin 1.250 menyisihkan 9 peserta lainya.

Lomba yang digelar selama dua hari sejak Senin (21/2)dan Selasa (22/2) di gedung Dekranasda dinilai oleh tiga tim juri yakni Raden Bambang Master Batik dari Kementrerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Lampang Bilung tokoh budaya perempuan Dayak dan Supriyadi dari Dekrenasda Kaltim.

Penilaian peserta lomba batik memperhatikan potensi desain motif khas Balikpapan, kesesuaian antara estetika, kreativitas dan inovasi, ergonomis serta hasil penilain tim juri.

Tim juri juga memutuskan juara II kepada Yahnawati peserta nomor 14 dengan motif enceng gondok mengumpulkan poin 1160, juara III kepada Supratono peserta nomor 03 dengan motif Klubut Nusantara dengan poin 1140.

Sutiyani mengaku motif bunga Anggrek diangkat karena sangat banyak tumbuh di dalam Hutan Kalimantan. Angrek sendiri mempunyai karisma yang luar biasa.

“Itu simbul dari rasa Cinta, kedamaian dan kemewahan. Bunganya yang beraneka ragam dan sangat indah semuanya. Disitu saya ter inspirasi untuk mengangkat motif ini sebagai motif Batiku atau Batik Biyung. Dan punya filosofi yang menarik Ya itu semuanya akan indah pada waktunya, “terangnya.

Menurutnya bunga Anggrek tidak gampang merawatnya butuh waktu yang panjang untuk bisa berbunga. Sekali ber bunga, bunganya sungguh indah dan tahan lama.
“Begitu juga kita. Manusia harus selalu ber juang pantang menyerah jujur tidak gampang putus asa. dengan kegigihanya semuanya itu akan kita petik hasilnya. yang pasti semuanya akan indah pada waktunya, ” ujarnya.

Tim juri juga memutuskan juara harapan I kepada Arensi dengan motif Batik daun insulin, dan juara harapan II kepada Agus Suharyanto dengan motif batik suburnya alam Balikpapan sedangkan juara harapan III diberikan kepada Iin Endah Prianti dengan motif batik Pesono Kelubut.

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version