BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Tim Pengendalian Inflasi Kota Balikpapan menggelar high level meeting (HLM) secara virtual. Tema yang diangkat, Evaluasi Pencapaian Inflasi 2020 dan Penyusunan Langkah Strategis Pengendalian Inflasi 2021.

Dalam kesempatan itu, Ketua TPID Kota Balikpapan Rizal Effendi menekankan, pentingnya mengantisipasi ketersediaan pasokan dan menjaga stabilitas harga berbagai komoditas pangan yang biasanya mengalami peningkatan permintaan pada momen bulan Ramadhan dan Idul Fitri di tahun 2021.

“Juga menjaga kelancaran distribusi. Mengingat adanya kendala cuaca yang dapat menyebabkan pasokan dari daerah sentra produksi di luar Kota Balikpapan,” ujarnya.

Wali Kota Balikpapan itu juga menyampaikan bahwa tahun 2020 merupakan tahun yang penuh tantangan terutama bagi perekonomian. Karena dampak pandemi Covid-19 yang memengaruhi penurunan daya beli masyarakat.

“Oleh karena itu, program vaksinasi dan program pemulihan ekonomi nasional yang digulirkan pemerintah, diharapkan mampu mendorong peningkatan perekonomian di tahun 2021 ini,” ujarnya.

Sementara Kepala Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Kota Balikpapan dalam paparannya menyampaikan perkembangan inflasi Kota Balikpapan yang cenderung melandai di sepanjang tahun kemarian.

“Inflasi Kota Balikpapan pada Desember 2020 tercatat sebesar 0,65% (yoy), lebih rendah dibandingkan tahun 2019 sebesar 1,88% (yoy),” ujarnya

Berdasarkan komoditasnya, rendahnya tekanan inflasi tahun 2020 Kota Balikpapan dipengaruhi oleh penurunan tarif angkutan udara seiring berkurangnya permintaan di tengah pandemi Covid-19.

Di sisi lain, apresiasi harga emas perhiasan secara gradual terus mengalami peningkatan yang mendorong inflasi pada tahun 2020. Beberapa komoditas bahan makanan seperti ikan-ikanan, telur ayam ras, cabai rawit dan bawang merah turut memengaruhi pergerakan inflasi Kota Balikpapan pada tahun 2020.

Memasuki tahun 2021, TPID Kota Balikpapan mencermati adanya beberapa risiko yang akan mendorong peningkatan inflasi di Kota Balikpapan seiring menguatnya permintaan di era new normal terutama paska vaksinasi dan pemulihan ekonomi nasional.

Risiko lain bersumber dari normalisasi tarif angkutan udara, potensi kenaikan komoditas global khususnya CPO dan Kedelai yang akan mendorong kenaikan harga bahan baku minyak goreng maupun harga tempe dan tahu, serta kondisi iklim yang kurang kondusif dengan curah hujan cenderung di atas normal terutama pada bulan Maret hingga Mei 2021.

Mempertimbangkan risiko dan tantangan inflasi ke depan, pengendalian inflasi di Kota Balikpapan dilakukan melalui strategi 4K yaitu keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi yang efektif.

Sebagai upaya mengantisipasi risiko inflasi ke depan akan ditempuh langkah-langkah yakni melakukan pemantauan harga dan stok secara rutin, (melanjutkan kegiatan urban farming untuk mendorong produksi sayuran

Mendorong kerjasama antar daerah khususnya komoditas bawang merah dan komoditas pangan strategis lainnya. Mendorong digitalisasi pembayaran pada pasar online yang terkoneksi dengan QRIS,

Melakukan pengelolaan ekspektasi Masyarakat melalui komunikasi yang efektif ke masyarakat khususnya melalui program Ulama Peduli Inflasi, talkshow Edukasi Inflasi, video edukasi belanja bijak terutama mendekati ramadhan dan lebaran

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version