BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Balikpapan Andi Sri Juliarty mengungkapkan, penerapan pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) hingga Kaltim Steril atau Kaltim di rumah saja, tak berpengaruh signifikan menurunkan kasus positif.

“Tidak banyak turun, ada memang yang longgar-longgar hanya sedikit di kamar isolasi (perawatan),” ujarnya di Balai Kota, Senin (15/02)

Juru Bicara Satgas Penanganan Covud-19 Kota Balikpapann itu mengatakan, pasien di ruang ICU tak berkurang sejak awal penerapan PPKM hingga Kaltim Steril. Kasus positif hanya turun tidak lebih dari 10 kasus, jika dibandingkan dengan kasus positif baru setiap harinya.

“Kalau di ruang ICU tidak bergerak sama sekali dari awal sampai sekarang. Waktu awal (PPKM) dari 90 menjadi 80-an tapi itu pun ditengah-tengah PPKM ini rumah sakit menambah tempat tidur lagi,” ujarnya

Justru yang memprihatinkan, dalam dua peckn terakhir kasus kematian karena covid-19 mengkhawatirkan. Karena sangat tinggi. “Yang saya prihatin ditingkat kematian, ada 81 (kematian) dalam 15 hari itu tinggi sekali,” ujarnya.

Menurutnya, rata-rata yang mempengaruhi tingginya kasus kematian karena penyakit bawaan atau komorbit, selain lanjut usia (lansia). Sementara dari 11 rumah sakit yang menangani pasien covid-19 juga sulit sekali menambah ruang ICU.

“Komorbitnya ikut berpengaruh. Kemudian pertambahan ICU kan sulit sekali. Dari awal PPKM kita lihat kamar isolasi bisa bergerak nambah, tapi ICU gak gerak-gerak (bertambah)  ini susah,” ujarnya.

Saat ini hanya 38 tempat tidur ruang ICU yang ada di 11 rumah sakit. Kesulitannya menambah ruang ICU karena keterbatasan peralatan. “Karena menambah ICU ruangannya sepesifik sekali, instalasinya speksifik sekali,” ujarnya

“Tenagnya pun terlatih, agak sulit. Dibanding kita mengkonversi ruang biasa menjadi ruang isolasi.”

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version