PENAJAM, Inibalikpapan.com – Pemerintah Kabupaten  Penajam Paser Utara (PPU) dan Pemerintah Kabupaten Paser menandatangani  nota kesepahaman atau MoU) terkait pemanfaatan Sungai Telakeh di Kecamatan Longkali, Paser,.

Sungai Telakeh dimanfaatkan kedua daerah melalui pipanisasi untuk irigasi lahan persawahan di Kecamatan Babulu PPU dan Kecamatan Longkali Paser. Kedua daerah selama ini dikenal sebagai daerah lumbung padi di Kaltim.

Penandatanganan nota kesepahaman dilakukan Bupati PPU H Yusran Aspar dengan Bupati Paser Yusriansyah Syarkawie, disaksikan Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan (Dispertangan) Kaltim H Ibrahim, perwakilan Kementrian Pertanian dan seluruh kepala Dinas Pertanian se-Kaltim

Dalam rilis yang diterima inibalikpapan.com, Penandatangan tersebut, dilakukan disela-sela kegiatan Rapat Koordinasi dan Sinkronisasi Pembangunan Tanaman Pangan dan Holtikultura di Aula Kantor Dispertangan Kaltim, Samarinda. Kamis (3/ 3), kemarin.

Bupati PPU Yusran Aspar dalam kesempatan tersebut, mengatakan, bila hal ini terlaksana akan sangat bermanfaat bagi petani ppu dan kabupaten paser khususnya dan Kaltim pada umumnya sehingga dapat memenuhi swasembada beras Kaltim sesuai yang diharapkan Presiden Jokowi agar tiap daerah dapat swasembada beras.

“Bila hal ini dapat terlaksana, petani tidak akan kehilangan kesempatan dua kali tanam sekali musim. ini lebih bermanfaat daripada menambah lahan baru, dengan mekanisasi ini akan lebih efisien, lebih ekonomis, dan diharapkan hasil petani bisa lebih meningkatkan produksi padi hingga lima kali tanam perdua tahun, dimana selama ini petani hanya bisa melakukan sekali tanam dengan memanfaatkan tadah hujan “, kata Yusran

Selain itu lanjutnya dengan terlaksananya kerjasama tersebut, dapat dipastikan akan mampu menutupi kekurangan beras Kaltim yaitu minus sekitar 110 ribu ton beras, sementara selama ini hanya dengan sekali musim tanam PPU mampu memproduksi beras sebanyak 74 ribu ton.

“Sehingga apa bila kehilangan kesempatan dua kali musim tanaman ini dapat teratasi pastilah, kekurangan beras Kaltim tersebut, dapat diatasi hanya dengan hasil produksi beras dari PPU dan Kabupaten Paser saja “, jelasnya.

Yusran juga berharap Kementerian Pertanian campur tangan, terkait perbaikan pintu irigasi dalam waktu dekat sehingga bisa berfungsi dengan baik. Karena yang dikhawatirkan air yang telah dipompa dari Sungai Telakeh akan mengalir kembali, karena posisi Sungai Telakeh lebih rendah dari aliran irigasi yang ada.

“Bila persoalan ini dapat teratasi, apa yang menjadi keluhan masyakat khususnya petani, sehingga lahan persawahan berubah menjadi kebun kelapa sawit, padahal secara ekonomis, pertanian lebih menguntungkan dari pada Sawit, tapi karena hanya mengandalkan tadah hujan sehingga mereka merasa kalau tanaman sawit lebih menguntungkan, semoga dengan terlaksananya kegiatan ini diharapkan mampu merubah paradigma yang salah selama ini.” tandasnya.

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version