Produksi Beras Nasional Januari–Agustus 2025 Diprediksi Naik 14 Persen, Capai 24,97 Juta Ton
JAKARTA, Inibalikpapan.com – Produksi beras nasional diperkirakan meningkat signifikan pada periode Januari hingga Agustus 2025, mencapai 24,97 juta ton, atau naik 14,09 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu (21,88 juta ton).
Kenaikan ini merupakan hasil dari peningkatan luas panen dan produktivitas, yang dipengaruhi oleh kondisi iklim dan pertanaman yang relatif kondusif di sebagian besar wilayah Indonesia.
“Potensi produksi beras Juni–Agustus 2025 saja diperkirakan 8,09 juta ton, naik 13,88 persen dibanding tahun lalu. Secara kumulatif, dari Januari hingga Agustus 2025, produksi mencapai 24,97 juta ton,” ungkap Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, Selasa (1/7/2025).
Luas Panen dan Produksi Gabah Juga Tumbuh Dua Digit
Selain produksi beras, produksi gabah kering giling (GKG) sepanjang Januari–Agustus 2025 diperkirakan mencapai 43,34 juta ton, tumbuh 14,11 persen dari periode sebelumnya.
Adapun luas panen padi selama Januari–Agustus 2025 diproyeksikan mencapai 8,24 juta hektare, naik 13,22 persen (setara 0,96 juta hektare) dibanding 2024.
“Pada Juni–Agustus saja, luas panen mencapai 2,77 juta hektare, naik 13,05 persen. Ini sinyal positif dari produktivitas pertanian kita,” tambah Pudji.
Sentra Produksi Tersebar dari Jawa hingga Nusa Tenggara
BPS mencatat bahwa potensi panen tersebar luas, terutama di wilayah sentra produksi seperti:
- Jawa Barat (Indramayu, Karawang, Cianjur)
- Jawa Tengah (Grobogan, Sragen, Pati)
- Jawa Timur (Bojonegoro, Lamongan, Ngawi)
- Luar Jawa: Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Lampung, Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, NTB, dan NTT.
Nilai Tukar Petani (NTP) Naik, Bukti Kesejahteraan Meningkat
Selain peningkatan produksi, Nilai Tukar Petani (NTP) juga menunjukkan tren positif. Pada Juni 2025, NTP tercatat 121,72, naik 0,47 persen dari bulan sebelumnya.
Kenaikan ini disebabkan oleh Indeks Harga yang Diterima Petani yang tumbuh 0,70 persen, lebih tinggi dari Indeks Harga yang Dibayar Petani sebesar 0,23 persen.
Mentan: Ketahanan Pangan Pilar Kedaulatan
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyambut baik capaian ini dan menegaskan bahwa lonjakan produksi beras nasional adalah buah dari sinergi pemerintah, petani, dan pelaku sektor pertanian.
“Sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto, kita terus dorong peningkatan produksi melalui berbagai kebijakan afirmatif—penambahan pupuk subsidi, alsintan, hingga perbaikan infrastruktur irigasi,” ujar Mentan Amran.
Indonesia Menuju Swasembada Pangan
Kementerian Pertanian (Kementan) berkomitmen untuk menjaga momentum ini dengan terus:
- Mendorong percepatan tanam
- Menjaga ketersediaan stok pangan nasional
- Bersinergi dengan semua stakeholder pertanian
“Ketahanan pangan adalah pilar utama kedaulatan bangsa. Kita ingin petani sejahtera, dan Indonesia menuju swasembada pangan yang berkelanjutan,” pungkas Amran.
BACA JUGA
