BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Tingginya angka penderita stunting di Balikpapan memicu Pemerintah Kota membentuk tim pencegahan dan penanganan Stunting guna menanggulangi dan menekan kasus stunting yang terjadi di kota Balikpapan.
Walikota Balikpapan telah mengeluarkan SK pencegahan mengingat jumlah anak yang terindikasi stunting di Balikpapan mencapai 30 persen atau 14 ribu lebih anak.
Masalah Stunting atau anak kerdil yang juga mengganggu kecerdasan anak juga banyak dialami daerah lain.
Penyebab adalah faktor gizi saat ibu hamil. Berdasarkan hasil survey pemantauan status gizi oleh Kementerian Kesehatan tahun 2017 mencapai 30 persen.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan, Balerina JPP mwngatakan walaupun survey ini dilakukan secara sampling, artinya bukan data riil. Namun perlu waspada dan wajib melakukan pelacakan kasus gizi buruk secara serius melalui kunjungan rumah, posyandu dan penjaringan anak sekolah.
”Bahaya stunting dapat mengganggu kecerdasan anak sehingga mengancam sumber daya manusia di masa depan
Untuk itu dengan tim yang dibentuk tersebut seluruh Puskesmas tengah melakukan program kunjungan rumah dan diharapkan petugas dapat menemukan kasus-kasus kurang gizi agar dapat dilakukan penanganan terpadu antara Puskesmas, Rumah Sakit dan Lintas Sektor,” jelasnya di sela kegiatan Germas Pada Ibu Hamil dan Balita, di Dome, Jumat(21/9/2018).
Pola tersebut bagian dari program pencegahan stunting yang menurutnya tidak kalah penting untuk dilakukan bersama-sama,
Disamping itu upaya lainnya a dengan program Germas (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat) yang memperbaiki perilaku hidup sehat dilakukan terus menerus pada seluruh kehidupan termasuk pada ibu hamil.
“Ibu hamil yang menerapkan Germas tentu akan terhindar dari kemungkinan menderita kurang energi kronis atau Bumil KEK, sehingga bayinya pun akan sehat mencapai berat badan normal dan terhindar dari stunting,” imbuhnya.
Ketua Tim Penggerak PKK Balikpapan, Arita Rizal Effendi mengatakan perhatian pemerintah difokuskan pada merehabilitasi kasus stunting yang terjadi. Sebutnya Balikpapan berdasarkan survey ada 30,3 persen yang terindikasi stunting.
“Kita harus bersama-sama menemukan anak-anak yang terindikasi stunting, karena dari 14 ribu yang terindikasi baru ditemukan 600 anak,” ungkapnya.
Pihaknya menargetkan Balikpapan harus bebas stunting tahun 2020 dengan upaya yang dilakukan mulai kini yaitu melakukan kunjungan ibu hamil dan pendidikan usia dini. Kemudian melaporkan ke puskesmas terdekat yang nantinya langsung dilakukan penanganan.
“Harapannya tahun 2020 bisa membebaskan Balikpapan dari kondisi stunting. Secara bertahap dimulai tahun 2018 sebanyak 20 persen merehabilitasi kasus, tahun 2019 sebesar 60 persen dan 20 persen di tahun 2020,” beber Arita Rizal Effendi.
Sementara itu, dalam kegiatan Germas Pada Ibu Hamil dan Balita yang digelar hari ini (21/9/2018) juga mendatangkan ratusan ibu hamil dan balita yang dapat memeriksakan kesehatan secara gratis dan sosialisasi tentang ibu hamil, persalinan hingga pertumbuhan balita.
Tidak hanya itu, ibu hamil juga diberikan cara pemberian makanan tambahan (PMT) Bumil dari Kementerian Kesehatan sebanyak 8.389 kotak.