BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Hingga kini rata-rata pedagang di pasar tradisional maupun toko dan warung tidak memiliki alat ukur timbangan. Hal itu disampaikan Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi.

Menurutnya, saat ini yang punya kesadaran memiliki alat ukur timbang hanya sekitar 40 persen atau 5000-an pedagang dari jumlah seluruhnya sekitar 12 ribu lebih. Hal itu tentu sangat merugikan konsumen.

“Masih harus kita tingkatkan pelayanan kepada konsumen misalnya yang berkaitan dengan tera. Karena tingkat kesadaran pengguna pemakai alat ukur timbang masih sekitar 40 persen,” ujarnya.

“Jadi ya hitung saja, kalau misalnya yang di pasar tradisional, toko-toko itu ada lebih dari 12 ribu jumlahnya. Maka masih 5000-an aja yang di Tera punya alat timbang, masih banyak ada ribuan yang tidak ditera,”

Kemungkinan itu juga yang membuat Pemerintah Kota Balikpapan kesulitan mewajibkan pedagang telur dan pedagang daging ayam agar menjual dengan ukuran kg bukan per butir atau per ekor.

“Dan itu bisa merugikan konsumen karena misalnya timbangannya gak cukup dan sebagainya. Kesadaran itu yang penting dan itu yang ingin kita bangun kesadarannya,” ujarnya.

Selain itu, hingga kini Pemerintah Kota Balikpapan juga belum memiliki alat ukur meteran listrik maupun air. Karena hal itu untuk memastikan saat listrik padam dan air tidak mengalir, meteran tidak jalan.

“Sampai sekarang yang belum kita tera pelanggan meteran listrik, pelanggan meteran air PDAM. Padahal itu menyangkut kepentingan masyarakat banyak,” ujarnya

“Nah itu focus kita kedepan pengadaan alat ukur meteran listrik dan meteran air karena sering jadi keluhan masyarakat. Karena kalau listrik mati, air mati kesannya meterannya masih jalan.”

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version