BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com Ribuan umat Islam Balikpapan mengutuk pembakaran bendera bertuliskan kalimat Tauhid berlangsung tertib pada Sabtu pagi hingga siang (27/10/2018).

Aksi damai dipusatkan di Kantor Wali Kota Balikpapan, jalan Jenderal Sudirman. Sebelum massa menuju kantor wali kota, mereka berkumpul di Balikpapan Permai, lalu menuju titik aksi tersebut dengan berjalan kali.

Aksi ini menyikapi peristiwa pembakaran bendera berlafal tauhid yang terjadi saat perayaan Hari Santri Nasional di Lapangan Alun-Alun, Kecamatan Limbangan, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Senin (22/10) lalu.

Massa aksi menilai tindakan tersebut merupakan bentuk pelecehan dan penistaan agama Islam. Dan aksi yang dilakukan hari ini sebagai bentuk protes serta menuntut pemerintah dan kepolisian menyikapi hal tersebut.

“Kami mengutuk keras oknum yang telah membakar bendera bertuliskan kalimat tauhid saat perayaan hari santri itu. Mari kita jaga simbol Islam dari pelecehan dan penodaan dari siapapun,” kata salah satu koordinator aksi membacakan tuntutan.

Massa aksi ditemui langsung Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi, didampingi Dandim 0905 Balikpapan Kolonel Infanteri Muhammad Ilyas dan Kapolres Balikpapan AKBP Wiwin Firta di halaman kantor tersebut.

Atas tuntutan dan sikap Pemkot Balikpapan terhadap peristiwa yang terjadi di Garut itu, Rizal menegaskan pihaknya mengikuti kesepakatan hasil pertemuan Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla (JK) bersama sejumlah pimpinan ormas Islam, Jumat (26/10) malam.

“Atas nama pemerintah kota, mudah-mudahan kita semua diridai Allah SWT. Sikap Pemkot Balikpapan sama dengan apa yang disampaikan Wapres dan perwakilan umat Islam di kediamannya, tadi malam,” kata Rizal menyikapi aksi ribuan umat Islam Balikpapan itu.

Setelah menegaskan sikap pemkot, Rizal lantas langsung membacakan isi hasil pertemuan JK bersama para pimpinan ormas Islam tersebut.

Adapun isi hasil pertemuan itu, pertama, para pemimpin ormas islam mengingatkan bahwa bangsa Indonesia dalam mengatasi berbagai masalah bangsa selalu diselesaikan dengan musyawarah dan saling pengertian, serta tetap menjaga persatuan dan kesatuan dengan kearifan dan nilai luhur bangsa.

Kedua, para pimpinan ormas islam yang hadir menyesalkan terjadinya pembakaran bendera di Kecamatan Limbangan Kabupaten Garut dan sepakat untuk menjaga suasana kedamaian serta berupaya meredam situasi agar tidak terus berkembang ke arah yang tidak diinginkan.

Ketiga, dalam upaya menyelesaikan dan mengakhiri masalah ini, oknum yang membakar dan membawa bendera telah menyampaikan permohonan maaf. Pimpinan GP Anshor dan Nahdlatul Ulama menyesalkan peristiwa tersebut, dan telah memberikan sanksi atas perbuatan yang melampaui prosedur yang telah ditetapkan dan berharap tidak terulang kembali.

Keempat, menyerukan kepada seluruh rakyat Indonesia untuk bergandengan tangan, menolak segala bentuk upaya adu domba, dan pecah belah. Mengajak seluruh masyarakat untuk menahan diri agar tidak lagi memperbesar masalah. Khususnya kepada segenap Umat Islam marilah kita bersama-sama mengedepankan dakwah Islam yang bil hikmah wal mauidzatil hasana.

“Apabila terdapat pelanggaran hukum di dalam peristiwa ini, diserahkan kepada Polri untuk menyelesaikan berdasarkan hukum yang berlaku,” kata Rizal membacakan isi kelima hasil pertemuan JK dengan pimpinan ormas Islam tersebut.

Setelah mendengarkan pernyataan sikap Rizal tersebut, para massa aksi langsung membubarkan diri. “Kami terima sikap dari Pemkot Balikpapan,” kata Abdul Rais, yang juga salah satu koordinator aksi.

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version