BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Pertamina Patra Niaga Kalimantan selama pandemic 2021 terjadi peningkatan komsumsi solar industri sebesar 10 persen. Kanaikan komsumsi ini seiring dengan naiknya harga batu bara dan kelapa sawit dunia yang memicu tingginya aktivitas sector migas dan perkebunan.

“Saya sampaikan tumbuh positif, teman-teman kan ngikuti kebutuhan industry ditopang oleh dua kekuatan utama yakni pertumbuhan batubara dan pertumbuhan sawit sehingga penjualan signifikan naiknya 10 persen,” kata  General Manager Pertamina Patra Niaga Kalimantan Freddy Anwar menjawab pertanyaan Inibalikpapandi ruang serbaguna Integrated Terminal Balikpapan sehubungan dengan kesiapakan pelayanan BBM dan LPG selama Nataru, Senin sore (20/12/2021).

Jika melihat harga batu bara dan sawit masih tinggi dan bertahan hingga di 2022 (masih tinggi) dipastikan komsumsinya jauh lebih meningkat. “Kita masih menunggu informasi lebih lanjut karena ini bergantung harga ya. Kalau harga bagus di dunia itu akan berkolerasi dengan peningkatan batu bara sehingga berimplikasi pada kita komsumsi akan tinggi,” ujarnya.

Sementara selama pelayaan khusus nataru 29 November hingga 10 Januari 2022, untuk Solar sebesar 1,4 persen dari konsumsi normal bulanan atau sekitar 2.532 KL/hari menjadi 2.568 KL/hari di wilayah Kalimantan. Untuk Kalimantan Timur, estimasi konsumsi masih cenderung normal atau sekitar 605 KL/hari.

Untuk Dexlite sebesar 6,5 persen dari konsumsi normal bulanan atau sekitar 944 KL/hari menjadi 1.005 KL/hari di wilayah Kalimantan. Untuk Kalimantan Timur, peningkatan stok Dexlite 26 persen dari konsumsi normal bulanan atau sekitar 228 KL/hari menjadi 286 KL/hari.

Dan untuk Pertamina Dex sebesar 1,8 persen dari konsumsi normal bulanan atau sekitar 47,9 KL/hari menjadi 48,8 KL/hari di wilayah Kalimantan. Untuk Kalimantan Timur, estimasi konsumsi Pertamina Dex cenderung mengalami penurunan 8 persen dari konsumsi normal atau sekitar 11,8 KL/hari menjadi 10,9 KL/hari.

Sementara untuk komsumsi BBM selama puncak terjadi pandemic 2021 pada bulan Juli, agustus sepetermber mengalami penurunan namun berbeda dengan komsumsi LPG yang mengalami kenaikan  karena banyak kegiatan di rumah (WFH).”Sehingga implikasinya komsumsi memasak lebih tinggi sehingga LPG naik signifikan. Nah teman-teman perlu survei itu jangan-jangan pertumbuhan masyarakat signifikan karena lebih banyak di rumah,” tuturnya.

Khusus persiapan pemenuhan kebutuhan LPG pada Nataru 2021-2022,  Pertamina memperkirakan peningkatan kebutuhan LPG rumah tangga dengan meningkatkan stok 5,8 persen dari rata-rata normal bulanan atau sekitar 1.378 Metrik Ton dari konsumsi normal bulanan yaitu 1.302 Metrik Ton untuk wilayah Kalimantan.

Penambahan penyaluran LPG 3 kg telah dilakukan sejak minggu ke-2 bulan Desember dengan penambahan fakultatif untuk wilayah Kalimantan sebanyak 1.769 Metrik Ton (589.800 Tabung).

“Penyaluran ini telah disalurkan ke 282 agen yang tersebar di seluruh wilayah Kalimantan. Untuk wilayah Kalimantan Timur, penambahan fakultatif sebanyak 414 Metrik Ton (137.960 Tabung),” sebutnya.

Selain penambahan penyaluran, Pertamina juga menyiapkan Agen dan Pangkalan siaga guna memenuhi kebutuhan masyarakat akan LPG. Sebanyak 309 Agen LPG dan 951 outlet/pangkalan disiagakan diseluruh wilayah Kalimantan. 

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version