YOGYAKARTA, Inibalikpapan.com – Komisi II DPR RI mengingatkan agar kalangan muda yang mendaftar sebagai calon pegawai negeri sipil (CPNS) maupun Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK), tidak menggunakan joki.

Pasalanya, sistem penerimaan ASN yang akan diselenggarakan pada tahun 2024 ini, akan lebih termonitor dengan ketat. Sehingga, praktik-praktik kecurangan dari tiap tahap pada seleksi CASN akan lebih dapat diantisipasi. 

“Karena itu saya mengimbau kepada generasi muda, anak-anak muda, yang ingin masuk di ASN, saya pastikan bahwa sekarang tidak bisa diakali. Jadi tidak ada calo-calo yang bermain,” ujar Anggota Komisi II DPR RI Riyanta dikutip inibalikpapan dari laman DPR.

Politisi PDIP itu juga mengingatkan, sejumlah orang yang ingin memanfaatkan seleksi CASN untuk mencari keuntungan pribadi melalui cara-cara yang tidak benar. Dia menyatakan, hal itu sama saja dengan penipuan.

 “Karena juga baru kemarin saya diminta untuk membantu untuk masuk TNI AU, saya katakan tidak bisa membantu. Ini saya katakan, tidaklah benar,” ujarnya.

Sebelumnya, Kejaksaan Tinggi Jawa Timur (Kejati Jatim) telah meringkus pria inisial AW (60) yang diduga menjadi otak sindikat joki tes Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Kejaksaan RI tahun 2023. Mia Amiati, Kepala Kejati Jatim, menyatakan, pihaknya mengamankan AW pada Jumat (8/12/2023) pekan lalu di Magelang Jawa Tengah.

Terbongkarnya kasus ini berawal dari Tim Intelijen Kejati Jatim yang mengamankan perempuan inisial EYD penjoki pada tes CPNS Kejaksaan RI.

“Di Jawa Timur menerima (laporan) ada informasi perjokian saat penerimaan CPNS. Kita ingin mengecek dari pertemuan ini karena kita ingin negara ini hidup dalam situasi yang jujur,” ujar Wakil Ketua Komisi II DPR RI, Syamsurizal

“Jadi, jangan dibiasakan dengan hal-hal yang tidak jujur. Pegawai negeri itu seluruh penyelenggara negaranya harus jujur,”

Politisi Fraksi PPP ini meyakini Badan Kepegawaian Negara (BKN) dan segenap mitra yang terlibat dalam CASN tersebut sudah memperkuat sistem pengawasan. 

“Tadi sudah disampaikan dengan sistem kamera face recognition yang bisa mengecek tentu orang-orang yang daftar ikut tes tentu orang yang fotonya sudah terdata,” ujarnya.

“Jadi itu bisa menghalangi supaya tidak terjadinya perjokian. Jadi yang namanya sistem seleksi melalui CAT ini benar-benar tidak bisa diakal-akali.”

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version