Siloam Balikpapan Targetkan Jadi Rumah Sakit Rujukan Jantung di Wilayah Indonesia Timur

BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com — Pasien dengan riwayat penyakit jantung yang berdomisili di Balikpapan dan sekitarnya, kini tidak harus ke Samarinda atau luar daerah untuk mendapat tindakan lanjut. Sebab Rumah Sakit Siloam Balikpapan kini membuka Layanan Operasi Jantung Terpadu dengan didukung oleh tenaga-tenaga dokter yang berpengalaman.

Ketua Tim Operasi Jantung Rumah Sakit Siloam Balikpapan dr Ivan Joelsen mengatakan layanan operasi jantung terpadu selama ini hanya dilayani di Rumah Sakit Abdul Wahab Syahrani Samarinda. Tepatnya sekitar tahun 2014, dr Ivan buka praktek di rumah sakit milik pemerintah tersebut. Melihat data pasien, ternyata secara statistik, kata Ivan, 68 persen pasien-pasien yang menjalani operasi jantung di Kaltim jenis apapun itu, datang dari Balikpapan.

Melihat situasi ini, ia pun berdiskusi dengan pihak Rumah Sakit Siloam untuk tangkap peluang tersebut dengan mendirikan Layanan Operasi Jantung Terpadu.

“Saya bicara dengan dokter Dani mengapa tidak diambil satu kesempatan membuka layanan jantung terpadu. Karena saya lihat Siloam sudah memiliki dokter jantung. Hanya tinggal membentuk tim bedah jantung saja. alhamdulilah, dayung bersambut,” kata dr. Ivan.

dr. Ivan mengatakan persiapan dan pembangunan infrastruktur layanan operasi jantung di Rumah Sakit Siloam Balikpapan berjalan selama dua tahun. Sementara untuk SDM sendiri, kata dr. Ivan, sudah memenuhi persyaratan mendirikan Layanan Jantung Terpadu dari Kementerian Keselamatan.

“Total pelayanan jantung terpadu yang meliputi bedah jantung di Indonesia baru ada ada 14 center dan di Kalimantan baru Kaltim. Lainnya layanan jantung paling tinggi sampe tahap kategorisasi jantung,” kata dr. Ivan.

Ivan berujar pada 16 Januari 2021 merupakan tindakan operasi jantung pertama di rumah Sakit Siloam Balikpapan. Pasien pertama ini berusia 51 tahun dan sudah pasang ring selama satu tahun. Namun karena pasien punya penyakit penyerta berupa diabetes, mengakibatkan kebuntuan pada jalur yang dipasang ring tersebut. Tim pun mengambil langkah operasi pintas coroner, yang mana tim dokter membuka jalan baru agar jalur yang buntu tersebut tetap memperoleh asupan makanan.

“Operasi berjalan lancar. Pasien di ICU juga saat alatnya kita sapih tidak sampai dengan jangka panjang. Pasien bisa nafas spontan dengan cepat dan kita dibantu tim rehabilitasi jadi bergerak cepat. Jadi di hari itu juga pasien selesai inkubasi dah bisa mobilitasi lakukan proses sehingga pasien hari kedua bisa pindah ke ruang elektif,” kata dr. Ivan.

“Tiga hari setelah operasi bypass itu pasien sudah bisa berjalan dengan langkah yang kecil. Pasien kita perbolehkan pulang namun rehabilitasi tetap dilanjutkan kurang lebih selama lima sampai enam bulan ke depan,” ujarnya menambahkan.

Dia berharap kehadiran Layanan Operasi Jantung Terpadu di Balikpapan membantu memudahkan pasien luar daerah, khususnya yang bermukim di Kawasan Indonesia Timur seperti Sulawesi yang diwakili Sulsel dan Sulut. “Di Indonesia sebutnya baru ada 14 pusat pelayanan terpadu untuk jantung. Di Kalimantan hanya ada di Kaltim yakni Balikpapan dan Samarinda, ” sebutnya.

Ia juga berharap BPJS Kesehatan juga memberi dukungan dengan melakukan perjanjian kerjasama atau MOU.

“Itu jadi target kami bahkan cita- cita tim menjadikan Siloam rumah sakit pertama yang jadi rujukan jantung terpadu di Indonesia Tengah dan Indonesia Timur. Jadi pasien dari Maluku Sulawesi larinya bukan ke Jakarta tetapi kesini. Dari segi jarak dan biaya akan sangat membantu keluarga pasien,” kata dr. Ivan.

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses