Siswa SMP 25 Balikpapan Bermimpi Jadi Operator Kilang Ramah Lingkungan, Generasi Pesisir Peduli Mangrove

Zian dan Rizky siswa SMP 25 Balikpapan berharap suatu saat bisa menggapai cita-citanya

BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com – Matahari siang menyorot hangat ke atap seng SMP Negeri 25 Balikpapan, sekolah unik yang berdiri di atas perairan Kampung Atas Air, Kelurahan Baru Tengah. Dari jendela kelas, kilang Pertamina RU V terlihat menjulang gagah, sementara akar mangrove merambat kuat di bawah pondasi sekolah.

Di sinilah, cita-cita besar anak-anak pesisir Balikpapan Barat mulai tumbuh ingin menjadi salah satu operator kilang yang juga peduli dengan lingkungan pesisir.

Muhammad Rizky (15), siswa kelas IX SMP mengaku kilang Pertamina selalu memikat perhatiannya. “Setiap hari saya lihat dari sekolah. Mulai dari tangki dan pipa-pipanya besar, apinya menyala. Kalau saya besar, saya mau jadi operator kilang, kerja pakai helm dan baju kerja itu. Biar bisa bantu orang tua dan banggakan keluarga,” katanya dengan wajah berbinar.

Rizky mengaku, setelah lulus SMP ingin melanjutkan sekolah ke Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) ketimbang mengambil Sekolah Menengah Atas (SMA). Dia memilih SMK yang ada jurusan pertambangan.

“Maunya masuk SMK, biar nanti kalau lulus sudah punya keterampilan dasar sebelum terjun ke dunia kerja,” harapnya.

Namun, Rizky juga sadar, sekolah bahkan rumahnya sendiri berdiri di lingkungan atas air. “Kalau mangrove rusak, sekolah dan rumah saya bisa habis terkena hempasan air laut kalau lagi pasang. Jadi saya ingin tetap jaga mangrove, karena itu pelindung kami,” tegasnya.

Senada dengan Zian Amanda Aulia (15), siswi kelas IX SMP ini juga punya cita-cita sama. Ia ingin jadi operator kilang, tapi dengan sentuhan berbeda.

“Saya mau jadi operator yang peduli lingkungan. Mangrove itu teman kami, sahabat kami. Kalau tidak ada mangrove, laut bisa marah. Jadi meski saya nanti kerja di kilang, saya tetap ingin menjaga alam,” ungkapnya disela-sela mengikuti pelajaran olahraga, Jumat (3/10/2025).

Zian mengaku, jika di sekolahnya juga melarang siswa untuk membuang sampah langsung ke laut. Pasalnya, sampah yang dibuang ke laut dikhawatirkan akan merusaj tanaman mangrove yang berada disekitar sekolah.

“Terkadang para siswa juga diminta untuk membersihkan mangrove dari sampah, tidak langsung turun ke bawa tapi menggunakan kayu yang ada pengaitnya,” kata Zian.

Suara Orang Tua: Bangga dan Haru

Orang tua Rizky, Abdul Karim yang keseharian sebagai nelayan, mengaku mendukung cita-cita anaknya.

“Setiap hari Rizky cerita soal kilang. Kadang dia bilang ingin jadi operator, kadang insinyur. Saya nelayan, mungkin sekolah saya tidak tinggi. Tapi kalau anak saya bisa sekolah sampai kuliah dan kerja di kilang, itu mimpi besar keluarga kami,” katanya dengan mata berkaca-kaca.

“Saya bangga dia bisa punya mimpi jadi operator kilang, tapi tetap ingat lingkungan. Karena kalau alam rusak, hidup kita semua susah,” tutur Abdul Karim yang berdomisili di RT 41 Baru Tengah.

Jangan Minder Jadi Anak Pesisir

Wali Kota Balikpapan, Rahmad Mas’ud, dalam kunjungannya ke sekolah ini beberapa waktu lalu juga memberikan semangat khusus.
“Jangan minder karena kalian anak pesisir. Justru dari sini akan lahir generasi hebat: operator, teknisi, insinyur, bahkan pemimpin. Yang penting kalian belajar sungguh-sungguh dan tetap menjaga akhlak serta lingkungan,” pesannya.

Aisyah menimpali, “Saya ingin tunjukkan kalau anak pesisir juga bisa punya mimpi tinggi. Jadi operator kilang, tapi tetap jaga laut dan mangrove. Karena di sinilah akar mimpi kami tumbuh,” akunya.

Dari pesisir Balikpapan Barat, suara anak-anak SMP 25 menggema. Mereka bukan sekadar generasi penerus, tetapi juga generasi penjaga: menjaga mimpi, menjaga keluarga, dan menjaga bumi.***

Komentar (1)

    li class="comment even thread-even depth-1" id="comment- 45046">
    Agus Ramadani
    1 bulan lalu

    Sekolah favorit

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses