BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Nelayan di Balikpapan Timur terpaksa sudah jarang melaut. Hal itu karena sulitnya mendapatkan solar. Kalau pun ada harganya mencapai Rp 10 ribu per liternya. Sementar harga normalnya Rp 7 ribu per liternya.

“Ada tiga sekitar mingguan hingga satu bulan terakhir solar langka , sudah langkah mahal lagi. Mau makan apa anak istri kita, sedangkan cari solar saja susah, jadi kayak apa ini,” ujar Sugiyanto nelayan yang tinggal di RT 32 Kelurahan Manggar Baru.

“Sebenarnya kemarin itu harga normalnya Rp 7000 ribu per liter, berhubung langka harganya jadi naik ada Rp 9 ribu per liter, kadang-kadang Rp 10 ribu, itu juga langka,”

Menurutnya, kalau pun melaut dengan harga solar Rp 10 ribu per liter sebagai nelayan kecil sama saja akan merugi. Sementara penghasilan satu kali melaut hanya Rp 100 ribu. Sedangkan untuk satu kali melaut membutuhkan setidaknya 10 liter solar.

“Kita nerlayan kecil minimal butuh 10 liter, apalagi nelayan besar, ada yang dapat ada yang gak. Sementara solar 10 liter anggaplah satu liter Rp Rp 9.500, cuma Rp 5 ribu untungnya, beli beras satu kilo saja gak cukup,”ujarnya.

“Kadang-kadang melaut satu minggu hanya dua kali, bagaimana kalau satu minggu dua kali kalau nelayan seperti kita, kalau umpamanya satu minggu dua kali, ya gak cukuplah kita bekerja untuk menafkahi anak dan istri,”

Sugianto yang sudah 15 tahun menjadi nelayan itu mengungkapkan, kondisi itu membuatnya kesulitan untuk menafkahi keluarganya. Apalagi, dia memiliki empat anak yang masih sekolah, sehingga membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

“Harapan saya kalau bisa normal kayak kemarin-kemarin lah, soalnya kita kerjanya sudah susah, mata pencaharian kita cuma nelayan saja , umpamanya solar langkah seperti sekarag ini bagaimana, mau cari makan kayak gini , kita gak bisa nafkahi anak istri kita,” ujarnya

“Peghasilsan kita sebagai nelayan saja gak nentu, kadang-kadang ada alhamdulilah , kalau gak ada ya tekor. Namanya nelayan kecil ya begitu , ya secukupnya saja untuk makan,”

Dia mengungkapkan, terpaksa harus meminjam uang untuk bisa menafkahi keluarganya. Karenanya, dia meminta DPRD dan Pemerintah Kota Balikpapan memperhatikan nasib mereka. Karena kalu terus tak melalut, anak mereka bisa putus sekolah.

“Di normal kanlah solar sekaragn ini, kami minta tolong kepada pemerintah, anakkku sekolah semuanya. Kalau kayak begini terus bisa putus sekolah anak kita,” ujarnya.

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version