BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Kasus pencurian batu bara di sekitar perairan Sungai Mahakam cukup marak. Khususnya dari Muara Pegah hingga ke Muara Balikpapan.  

Dirpolairud Polda Kaltim Kombes Pol Tatar Nugroho dalam konfrensi pers mengatakan, dalam dua tahun terakhir terjadi 17 kasus. Namun tertinggi pada tahun kemarin.  

“Perlu kami sampaikan pencurian batu bara ini memang marak terjadi diwilayah Sungai Mahakam,”ujarnya, Jumat (13/08/2021).

Tingginya kasus pencurian batu bara di perairan Muara Pegah yang merupakan wilayah Kecamatan Muara Jawa, Kabupaten Kutai Kertanegara itu karena padat lalu lintas untuk angkut batu bara,

“Karena disana sangat padat alur dari pada pemuatan batubara di hlu, hilirnya Muara Pegah sampai ke Muara Balikpapan,” ujarnya

Hal itu dikeluhkan perusahaan maupun para pengusaha batu bara. Para pelaku menggunakan kapal klotok untuk mengangkut batu bara yang dicuri dari kapal tongkang yang ditarik tagboat.

“Kebanyak mereka modusnya adalah perahu klotok iini menempel ke tongkang kemudian mereka naik keatas langsung melakukan pencurian,” ujarnya

“Kejadian ini akhir-akhir ini memang meresahkan dari para pengusaha. Selama dua tahun terakhir kita sudah melakukan pengungkapakan terhadap 17 laporan polisi dan semuanya kita proses,” ujarnya

Tahun 2020 terbanyak sebanyak 15 kasus yang berhasil diungkap Polda Kaltim.Sementara untuk tahun ini ada dua kasus. Termasuk yang dilakukan dua pelaku dengan 3 kapal klotok.

Turunnya kasus pencurian tahun ini, karena Polda Kaltim meningkatkan patroli khususnya diperairan yang memang rawan terjadi pencurian. Diantaranya membuat pos di Muara Anggana.

“Karena kita melakukan upaya-uipaya pencegahan, yang pertama kita buat pos di Muara Anggana, jadi ada pos anggana baru, dulunya hanya pos tempat pangkalan saja,” ujarnya

“Kemudian yang kedua kita coba tempat kan kapal di Muara Kembang. Di Muara Kembang ini adalah merupakan daerah yang cukup rawan karena sudah dekat dengan muara laut,”

“Disitu dulunya memang sangat ajarang ada kapal patroli disitu karena jaraknya tempuhnya sangat jauh dari Anggana itu sekitar 30 mil. kalau kapal kecepannya 12 knot bisa 3-4 jam,”

Kemudian di Muara Pegah yang juga sangat sepi, karena tidak terlihat ada penduduk. Selain itu ombaknya sangat besar, sehingga para pelaku memanfaatkan situasi itu.

“Muara Pegah wilayahnya sangat sepi tidak ada penduduk kanan kiri sehingga kapal patroli kita kalau patroli kesan agak kesulitan juga, selain itu ombaknya cukup besar,” ujarnya

“Sehingga kalau kita berlayar kesana cukup rawan, beberapa kejadian juga pernah terjadi tongkang tenggelam disana.jadi para pelaku ini menggunakan kesempatan dari situasi itu dan mereka seringkali melakukan pencurian disana,”

Bahkan kata dia, kerap terjadi “kucing-kucingan”antara para pelaku pencurian batu bara dengan petugas. “Kalau patroli kita sudah menjauh mereka keluar, kucing-kucingan,” pungkasnya

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version