BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com — Pertamina Medika IHC (Indonesia Healht Care) akan membangun gedung empat lantai dan fasilitas pelayanan khusus jantung di area Rumah Sakit Pertamina Balikpapan.

Fasilitas jantung ini disediakan pula bedah jantung termasuk dokter spealisis akan dilengkapi. Pembangunan RS Jantung ini dijadwalkan selama 12 bulan mulai pertengahan 2021 mendatang mengingat bangunan dan alat-alat khusus sehingga persiapan banyak.

Direktur Utama RSPB dr Muhammad Noor Khaeruddin menjelaskan pihaknya saat ini sedang melakukan studi kelayakan  dengan melengkapi segala perizinan. Selain itu di Balikpapan selama ini untuk sakit jantung di rujuk ke Samarinda sehingga memakan waktu yang lama bagi pasien.

“Penyakit jantungini kan dari hari kehari tahun ke tahun penyakit jantung ini berdasarkan evaluasi  bertambah kemudian selama ini di Balikpapan kita kirim ke Samarinda. Tapi daftar tunggu panjang sehingga banyak sekali dan jangan sampai kondisi penyakit makin berat,” ujar Khaeruddin saat di kantor pemkot Balikpapan, Jumat sore (11/9/2020).

Pihaknya menargetkan tahun 2021 sudah mulai membangun fasilitas dan gedung khusus jantung.

“target 2021 sudah dibangun. Yang paling penting dilengkapi bedah kita ada bedah jantung disitu. Bedah jantung itu ada dua yakni bedah jantung anak dan dewasa,”jelas Khaeruddin yang juga ahli bedah jantung ini.

Diakui harusnya pembangunan rumah sakit jantung dibangun tahun 2020 ini namun karena karena situasi pandemic mengalami kemunduran jadwal.

“Tapi dari corporate kami di Jakarta tahun depan sudah mulai proses. Tahun ini lengkapi syarat-syarat kayak izin prinsip, amdal dan macem-macem, gambar sudah ada tahapan itu sudah ada,” ujarnya.

Jumlah bed yang disiapkan tahap awal sekitar 60 bed, dengan ruangan rawat biasa, ICCU, ICU khusus jantung, I Care dan departemen-departemen lainya.

“Pertengahan tahun kita lengkapi syarat dulu sekarang sudah mulai proses. Tahap awal itu empat tapi sebetulnya 7 lantai tapi sekarang 4 dulu,” ungkapnya.

Dari data yang diperoleh, jumlah kunjungan warga di poli klinik jantung perhari antara 80-90 orang perhari. Sehingga makin tinggi tingkat resiko penderita. “ Tapi kan dari jumlah itu ada sekian persen yang perlu tindakan. Nah tindakan ini kita kirim ke samarinda cumakan load tinggi sehingga pasien itu nunggu berbulan-bulan ada hitungan tahun. Kita khawatir yang nunggu ini penyakit berkembang sehingga kondisinya tidak sama saat ditemukan sampai dilakukan tindakan. Ini pertinggi resiko,” terangnya.

Pembanguan RS Jantung ini bukan hanya bagi Kaltim tapi juga provinsi yang dekat bisa menggunakan fasilitas ini.

Sedangkan ketersedian tenaga medis, diakui cukup banyak karena tenaga untuk jantung ini beda.  Mengingat saat ini RSPB hanya ada sekitar 12 orang dari Poli, Katerisasi dan lab. Setidaknya butuh banyak tenaga bidang penyakit jantung ini. “Dokter bedahnya beda, dokter anastesinya beda, perawatnya ada khusus, ICU juga beda. Jadi memang target ada yang sudah jadi (tenaga kesehatan) ada yang disekolahkan. Butuh banyak kalau 50 lebih lah,” ujarnya.

Kepala DKK Balikpapan dr Andi Sri Juliarty  menilai Balikpapan sudah selayaknya memiliki RS khusus jantung.

“Karena itu tadi tingkat rujukan tinggi ke Samarinda dan juga antrian lama, perjalan juga butuh waktu,”ujarnya. Kasus jantung dan hipertensi kata dr Andi biasanya dipisahkan namun dua penyakit ini masuk 10 besar penyakit terbanyak di Balikpapan.

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version