BALIkPAPAN, Inibalikpapan.com- Dalam lima tahun terakhir, kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di kota Balikpapan terus mengalami peningkatan signigikan. Hal ini lebih pada kesadaran masyarakat yang kini tidak lagi ragu melaporkan kasus tersebut.

Dinas Pemberdayaan Masyarakat Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berenca (DPMP2KB) Balikpapan mencatat pada tahun 2012 terdapat 36 kasus yang diterima DPMP2KB , kemudian tahun 2013 meningkat menjadi 38 kasus, tahun 2014 sebanyak 67 kasus, dan terjadi lonjakan pada tahun 2015 sebanyak 114 kasus dan tahun 2016 sebanyak 127 kasus .
“Untuk tahun ini hingga Mei ini kasus yang dilaporkan sebanyak 44 kasus,” ujar ungkap Kepala Dinas PMP2KB Sri Wahyuningsih (17/5/2017).

Menurut Yuyun sapaan akrabnya, dari kasus yang dilaporkan itu, yang paling meningkat dan mendapat perhatian serius adalah kasus kekerasan seksual terhadap anak terutama jika mulai dilihat pada 2015.

“Kekerasan seksual ini peningkatannya cukup siknifikan. Tahun 2015 lalu jumlah kasus kekerasan seksual ini mencapai 27 kasus dan tahun 2016 sebanyak 32 kasus. Kalau tahun 2017 kita belum hitung jumlahnya berapa,” terangnya.

Kasus kekerasan anak dan perempuan di Balikpapan beragam mulai dari penelantaran, kekerasan fisik, kekerasan psikis dengan motif dan faktor yang berbeda seperti narkoba, miras dan pornografi.
“Sekarang sudah banyak tempat untuk melapor, seperti di P2TP2A dan bisa juga melapor di kepolisian. Bila sudah melapor akan segera ditangani dan mendapat perlindungan,” ujarnya.

Yuyun menghimbau kepada masyarakat untuk secepatnya melapor jika menemukan kasus serupa, karena pemerintah kota tidak tinggal diam melainkan melakukan penanganan dan pendampingan.

“Kalau melapor kita beri perlindungan dan pendampingan, intinya masyarakat jangan takut untuk melaporkan karena kami juga menjamin bakal melindungi identitas pelapor dan korban itu sendiri,” tandasnya.

Selain pendampingan, pihaknya juga melakukan upaya preventif dan pencegahan terutama di lingkungan sekolah, PKK, lingkungan kerja termasuk di lingkungan masyarakat. Sehingga diharapkan meminimalisir kasus kekerasan perempuan dan anak.

“Awal tahun ini saja kita melakukan soaialisasi di 500 RT. Selain itu kita juga melalukan sosialosasi ke sekolah-sekolah,” pungkasnya.

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version