BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com — – Dinas Pendidikan Kota Balikpapan akan ikut terhadap program kebijakan Kementerian Pendidikan Nasional terhadap penghapusan UN pada 2021 mendatang.

Hanya saja pihaknya masih menunggu regulasi dari pemerintah pusat terhadap  rencana tersebut.

 “Kalau ditanya bagaimana Disdik Balikpapan menyikapi wacana penghapusan UN? sampai saat ini kami (Disdik Balikpapan) masih menunggu kepastian regulasi terkait rencana penerapan aturan tersebut,” tandas  Kepala Dinas Pendidikan Kota Balikpapan Muhaimin, Jumat (13/12/2019).

Mengutip Kementerian Pendidikan, Muhaimin mengatakan bahwa penghapusan UN bertujuan untuk mengubah paradigma masyarakat terhadap pendidikan yang selama ini berjala. Selama ini baik orang tua ataupun siswa di sekolah fokus untuk mengejar hasil penilaian dalam Ujian Nasional, sehingga membuat orang tua ataupun siswa tertekan  ketika menjelang ujian nasional.

“Mereka (orang tua dan siswa) selama melaksanakan kegiatan belajar di sekolah fokus 90 persen untuk mengejar hasil UN, padahal UN hanya merupakan bagian dari kegiatan pendidikan. Sehingga baik anak atau orang tua stress karena mengejar nilai,” tandasnya.

Menteri Nadiem mewacanakan akan mengganti metode penilaian belajar siswa yang selama ini diukur berdasarkan indek nilai akumulasi belajar dari Ujian Nasional dengan metode assessment berbasis kompetensi yakni  berdasarkan kemampuan siswa.

Diharapkan dengan perubahan metode penilaian indek keberhasilan siswa dalam belajar di sekolah. Metode assessment berbasis kompetensi diharapkan dapat  memberikan ruang “merdeka belajar” bagi siswa dalam mengembangkan kemampuannya. 

 “Siswa menjadi “merdeka belajar”,  dan akan dikembangkan sesuai dengan kemampuannya, juga memberikan kebebasan kepada guru dalam memberikan penilaian siswa sesuai dengan kemampuan siswa yang bersangkutan,” ujarnya.

Hanya saja dia menekankan agar assesment yang diberikan guru dapat lebih objektif.

“Kita tunggu saja regulasi seperti apa, karena kalau menggunakan metode assessment harus jelas supaya sekolah tidak asal, karena bahayanya guru tidak objektif dalam memberikan penilaian siswa,” tukasnya.

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version