BALIKPAPAN – Inhutani Balikpapan akan merevitalisasi Wana Wisata Pendidikan di Kilometer 10 di Kecamatan Balikpapan Utara. Revitalisasi tersebut, untuk menarik kunjungan wisatawan, setelah sebelumnya sempat terbengkalai.

Kepala Inhutani Kota Balikpapan Agus Winarto Prasojo mengatakan, revitasi tersebut, konsepnya tetap pendidikkan lingkungan. Dimana akan banyak tanaman-tanaman langka yang hanya hidup di hutan Kalimantan akan ditanam di Wana Wisata tersebut.

“Kami sebetulnya punya program sendiri yang sudah kita sampaikan juga ke pemerintah daerah konsepnya lingkungan,” ujar Kepala Inhutani Kota Balikpapan Agus Winarto Prasojo saat mendampingi Wakil Wali Kota Rahmad Mas’ud berkunjung ke Wana Wisata Inhutani akhir pekan lalu.

“Pengembangan jenis-jenis tanaman lokal yang sekarang sudah mulai langka, seperti ulin, meranti, agathist. Walaupun wisata ini kosepnya tetap lingkungan, tapi kita juga  ingin menarik kaum milenial,”

Sehingga kata dia, masyarakat tidak perlu harus ke hutan jika ingin melihat jenis-jenis tanaman langka Kalimantan. Sejumlah tanaman langka Kalimantan bahkan sebenarnya sudah ditanam sejak tahun 1970-an atau berusia 40-an tahun.

“Keunggulannya tetap kita ke lingkungan . Jadi kalai mau lihat ulin, tidak perlu jauh melihat ke hutan cukup 10 kilometer dari Balikpapan. Tanaman disini sejak 77-78 jadi kurang lebih 40-an tahun, diameternya 20-30,” ujarnya.

Apalagi lanjutnya, Kota Balikpapan akan menjadi pintu gerbang maupun daerah Ibu Kota Negara (IKN), sehingga objek wisata harus terus dikembangkan. Sehingga akan menguntungkan bagi pendapatan dan ekonomi daerah.

“Apalagi dengan nantinya jadi IKN kita juga harus berbenah supaya salah satunya juga bisa mendorong pariwisata yang ada di Balikpapan,” ujarnya.

Dia mengungkapkan, selain tanaman langka, di Wana Wisata seluas 15 hektar itu juga akan ditanami berbagai macam buah-buahan, termasuk buah-buahan lokal. Termasuk menjadi tempat persemaian bibit sejumlah pohan maupun buah-buahan.

“Jadi bisa untuk pengenalan tanaman lokal kalimantan, karena sudah ada buah durian, manggis, rambutan ada, elai juga ada, juga itu ada kebun buah,” ujarnya.

“Dulu kan ini Wana Wisata Pendidikkan, tapi sekarang akan lebih dikembangkan lagi untuk ke konservasi juga bisa, mengembangkan tanaman jenis lokal lainnya,”

Kata dia, sarana prasarana juga akan lebih dilengkapi, termasuk juga akan direnovasi rumah ibadahnya. “Kemudian sarana prasarana pendukungnya kita lengkapi semua, kemudian sarana ibadahnya juga kita renovasi dan pengembangan objek-objek lingkungan lainnya,” ujarnya.

Sejauh ini lanjutnya, meski arealnya berdekatan dengan rumah penduduk, namun belum ada lahannya yang menjadi sengketa. Karena batas lahan Wana Wisata dengan milik masyarakat sekitar sangat jelas.

“Belum ada perambahan penduduk, karena batas areal kita juga jelas dan yang penting itu batas antara lahan antara masyarakat dengan Wana Wisata masih terjaga dan masyarakat juga paham,” ujarnya.

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version