BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Gabungan Wedding Organizer menggelar simulasi resepsi pernikahan di hotel Grand Cokro hari ini(24/6/2020). Mereka menggelar simulasi resepsi pernikahan dengan menerapkan protokol kesehatan covid-19.

Simulasi resepsi pernikahan tersebut diawasi langsung Pemerintah Kota Balikpapan dan Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. Karena sebelumnya gabungan Wedding Organizer telah menghadap Wali Kota agar diberi izin menggelar resepsi pernikahan.

“Sebelum dilakukan fase new normal untuk resepsi pernikahan. Kami meminta adanya simulasi mulai dari awal sampai akhir, selesai resepsi,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Balikpapan Andi Sri Juliarty.

Dia mengatakan, simulasi tersebut, untuk melihat sejauhmana penerapan protokol kesehatan dapat diterapkan dalam resepsi pernikahan, sebelum diberikan izin. Karena banyak resepsi pernikahan yang tertunda akibat pandemi covid-19.

“Sejak awal pernikahan tidak dilarang, namun masyarakat kasihan juga banyak resepsi yang tertunda. Sambil melihan jumlah kasus covid-19  di Balikpapan kita juga sudah mulai persiapan, apakah tahapan awal fase new normal untuk resepsi pernikahan bisa dimulai,” jelasnya.

Dari pengamatan yang dilakukan Tim Gugus Tugas  ada beberapa hal yang harus dibenahi misalnya tempat pencucian tangan, harus menggunakan keran yang membuka dengan menggunakan siku. Hal ini tentu harus disampaikan ke pihak hotel.

“Kemudian kita sarankan dipasang stiker 6 langkah cara cuci tangan, terus kerannya ditambah, tadi saya melihat hanya 1. Tetapi oleh panitia memang di back up dengan hand sanitizer jadi yang tidak mencuci tangan bisa hand sanitizer,” ujarnya.

“Kemudian di tempat cuci tangan diberi tanda jarak, supaya tidak berkumpul, jangan sampai ada 2 orang sekaligus cuci tangan disitu,”tandasnya.

Kemudian keluarga mempelai yang biasa berdiri di depan pintu masuk menyambut tamu agar diatur, berjarak. “Jangan sampai kita mengatur tamu, tapi kita lupa mengatur pihak keluarga yang jumlahnya juga kadang banyak,” ujarnya.

“Kemudian kami melihat di jalan masuk sudah diatur 1 meter kedepan, saran kami jangan lupa di kiri kanan, padahal yang datang berdua, lebih  baik 1 meter depan dan 1 meter kiri dan kanan,”katanya.

Sementara untuk sesi foto dia menilai sudah bagus penerapannya, hanya saja perlu ada larangan agar tidak ada foto selfi. “Folto selfi akan memancing orang mendekat. Jadi ditambah larangan agar tidak berfoto selfi,” ujarnya.

 “Kemudian untuk penyajian makanan sudah baik, hanya saja diperlukan kemampuan komunikasi dari yang bertugas di area tempat makanan. Siapa tahu ada tamu yang belum terbiasa disuruh antri, ini kan sifatnya diambilkan dan merasa tersinggung. Jadi perlu petugas untuk mengkomunikasikan  ini,” jelasnya.

Kemudian disarankan agar dalam undangan tertulis resepsi akan digelar mengikuti protokol kesehatan. Sehingga para tamu undangan memakai masker dari rumah dan membawa hand sanitizer dan tidak tersinggung dengan penerapan prokol kesehatan.

“Sehingga yang akan hadir pun sudah bersiap memakai masker dari rumah, kalau bisa membawa hand sanitizer sendiri, kemudian jika ada aturan-aturan didalam tidak tersinggung,” ujarnya.

Kata dia, jika nantinya diberikan izin, bakal ada tim dari Gugus Tugas yang akan mengawasi dan membantu Wedding Organizer diawal-awal resepsi. “Kami akan membatu penerapan, ini kan awal-awal, mereka mau belajar, jadi kita akan mendampingi,” ujarnya.

Namun dia mengingatkan, bahwa tamu undangan hanya boleh 50 persen dari kapasitas gedung, termasuk juga dengan keluarga mempelai dan panitia. “Keluarga mempelai juga harus menyampaikan akan gelar resepsi ke Gugus Tugas,” imbuhnya.

Jika ditemukan suhu tubuh tamu diatas 37,5 derajat Celsius maka langsung dibawa ke klik hotel untuk ditindaklanjuti. “Jangan disuruh pulang, sehingga kami bisa mengawasi, ada tindaklanjut, ketika memang ada yang suhu tubuhnya tinggi,” ujarnya.

Sementara jika ada Wedding Organizer  yang melanggar protokol kesehatan, akan dilakukan pembinaan. “Di Balikpapan kita selalu modelnya pembinaan, kita tidak ada sanksi seperti di daerah lain, kami selalu bersdia membantu, mendampingi,” ujarnya.

Jika resepsi pernikahan harus dibubarkan karena tidak menerapkan protokol kesehatan, tidak akan melibatkan kepolisian.”Kalau mungkin dibubarkan,  kita selama masih bisa kita komunikasikan, kita komunikasikan selalu memantau,” katanya.

Dia menambahkan, setelah melihat simulasi resepsi akan dirapatkan kembali bersama Gugus Tugas untuk diambil kesimpulan. “Setelah penilain ini tentu kami akan rapatkan lagi, untuk mencari satu kesimpulan,” tutupnya.

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version