BALIKPAPAN, INibalikpapan.com – Pemilihan Ketua Komisi DPRD kota salah satu alat kelengkapan DPRD tidak berjalan mulus seperti direncanakan semula. Sempat terjadi deadlock bahkan diwarnai aksi WO dari sejumlah anggota Fraksi.

Dari informasi yang diperoleh aksi WO mulai terjadi saat pemilihan pimpinan Komisi II DPRD. Sempat diskor 15menit namun perwakilan fraksi di Komisi II tidak lengkap. Hanya ada fraksi Geridra, Hanura, Demokrat dan PKS, PPP –Nasdem, Golkar. Sehingga pemilihan tetap berjalan yakni Komisi II memilih M Taqwa dari fraksi Gerindra sebagai ketua Komisi II .
Tidak diketahui pasti kenapa fraksi – fraksi itu Wo, bisa jadi karena mungkin sudah kalah dalam perhitungan suara jika dilakukan voting Komisi.

Suasana deadlock juga terjadi pada pemilihan ketua Komisi IV yakni terdapat dua kandidat yakni Ida Prahstuty dari FGolkar dan Mieke Henny dari Fraksi Demokrat.

Lagi-lagi pemilihan di Komisi IV diskor 15 menit lalu ditunggu hingga 30 menit pun tidak muncul perwakilan dari Golkar dan PDI perjuangan. Sehingga rapat seharusnya diputuskan di Komisi IV akhirnya dibawa ke dalam rapat gabungan komisi. Di dalam rapat gabungan ini, dari tujuh fraksi hanya 5 fraksi yang hadir plus Golkar dengan 5 anggota yang hadir sedangkan 7 anggota FG tidak hadir. Begitupula dengan PDIP termasuk tiga anggota dari Nasdem tidak hadir.

Dalam rapat inilah dilakukan pemilihan Ketua Komisi IV tanpa dihadiri Ida Prahastuty, sehingga lima fraksi dukungan menjadi Ketua Komisi IV.

“Lima fraksi mendukugn saya. Saya sebenanya minta divoting lagi, namun mereka tidak mau,”katanya.

Terpilihanya Mieke sebagai Ketua Komisi IV DPRD, sempat buntu beberapa kali. Pemilihan voting pun sempat terjadi hingga dua kali.

“Terjadi dua kali voting pertama hasilnya drow, kedua dikasih 15 menit, enggak datang dikasih waktu lagi akhirnya pihak sana mewakili ketua fraksinya, kemudian kita kasih waktu 30 menit hingga kita tunggu sampai 80 menit juga tidak datang sehingga akhirnya mereka meilih saya,” jelas Mieke, dari Fraksi Demokrat ini.

Sementara ini ketua DPRD Balikpapan Abdulloh mengatakan pihaknya akan menggelar paripurna untuk mengesahkan susunan AKD yang dihasilkan Selasa malam.

“Besok (hari in,red) kalau tidak ada halangan kita paripurnakan untuk penetapan AKD. Kesepakatan ini malalui 7 fraksi minus PDIP, Golkar diwaki lima orang,” kata Abdulloh, usai rapat.

Ditanya terkait deadlock dari Komisi IV, Abdulloh tidak mengetahui jelas namun pemilihan Ketua Komisi IV sudah dilakukan dengan mekanisme voting.

“Ternyata dilakukan voting saya tidak bisa lakukan apa-apa juga. Utusan dari 7 fraksi ternyata yang masuk 5 fraksi. Lima fraksi kalau voting pasti menang. Jadi itu juga enggak bisa dihentikan karena sudah melalui kesepatan,” kilah Abdulloh.

Abdulloh mengaku sudah melakukan upaya lobi untuk meloloskan anggotanya memimpin Komisi IV DPRD Kota.
“Tadinya sudah posisi drow antara Ibu Ida Prahastuty dan Ibu Mieke Henny, saya melakukan lobi-lobi politik ternyata mereka bersikeras tetap tidak mau malah Golkar hanya dikasih sekretaris. Melalui voting Golkar juga kalah dapat 5-2 suara,” bebernya.

“Saya kurang persisi alasannya apa karena belum menyampaikan kepada saya. Tapi saya dari fraksi Golkar sendiri sudah menyampaikan kepada ketua partai (Rahmad Mas’ud) dan saya juga sudah melakukan lobi-lobi politik untuk Golkar bisa dapat tambahan 1 lagi ketua komisi yaitu di Komisi IV. Tapi faktanya kami juga enggak bisa nembus ya mau diapain juga? Karena itu keputusan fraksi. Ada saya maupun tidak ada saya mereka pun voting tetap memang,” sambungnya

Ditanya media kemungkinan terjadi ketidakpuasan dan melayangkan gugatan atas Keputusan rapat ini, Abdulloh berpendapat keputusan tidak dapat diganggu gugat. Abdulloh mempertanyakan dasar hukumnya jika ada pihak menumpuh jalur banding dari keputusan rapat tersebut.

“Silahkan ajukan banding, tapi dasarnya apa? Saya sudah merupaya mencoba menahan ya tolong lah bantu Golkar 1 lagi, tapi mereka enggak mau kan hak mereka ini yang sulit. Maka dari itu teman-teman semua sudah saya ingatkan dari jauh-jauh hari agar melakukan lobi-lobi politik, poitik itu dinamis,” katanya.

Jika tetap menempuh lalur hukum oleh pihak-pihak yang merasa dirugikan, Abdulloh menyerahkan masalah tersebut kepada fraksi.

“Saya lemparkan kapada fraksi, karena saya sudah meminta dan saya ada bukti untuk melakukan lobi-lobi, sampai tiga kali saya beri kesempatan untuk melakukan lobi-lobi politik. Itu udah cukup panjang hingga 4 kali skorsing, sekali skorsing hingga 30 menit sampai 1 jam.

Ketua Fraksi Golkar sudah saya panggil juga enggak datang juga, ya kita kalau saya tinggalkan apa kata dunia? Saya sebagai ketua DPRD dianggap tidak bertanggung jawab,” tukasnya.

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version