BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com – Seiring mulai kembali maraknya kasus Demam Berdarah Dengue di Kota Balikpapan. 

Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Balikpapan Andi Sri Juliarti meminta agar masyarakat proaktif dalam melaporkan jika menemukan kasus DBD di wilayah masing-masing.

Ia menjelaskan, bahwa pihaknya telah memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam upaya penanggulangan kasus DBD di Balikpapan.

“Jadi hal yang pertama harus dilakukan adalah, ketika adanya warga atau pasien positif DBD agar segera melapor ke Puskesmas supaya bisa dilakukan tindakan dan penyelidikan epidemiologi lebih lanjut,” terang wanita yang akrab disapa Dio kepada wartawan, Jumat (2/2/2024).

Dia menyampaikan, ketika ditemukan pasien positif DBD di rumah sakit. Maka keluarga segara melapor ke Puskesmas. Selanjutnya, Puskesmas akan melanjutkan penyelidikan epidemiologi di rumah pasien.

“Jika dalam penyelidikan ditemukan jentik pada rumah pasien dan juga di rumah-rumah lain dalam radius 100 meter maka akan dilakukan fogging,” terangnya.

Kalau tidak ditemukan jentik berarti bisa dikatakan clear dan pasien yang terkena ini mungkin tergigit nyamuk di wilayah lain. Karena mobilitas orang ini juga mempengaruhi dan nyamuk juga punya daya terbang.

“Jadi fogging ini mengandung bahan kimia. Sehingga dalam penggunaannya harus sesuai dengan SOP yang ada,” terangnya.

Menurutnya, dalam upaya penanggulangan kasus DBD, yang ditargetkan itu adalah menurunkan angka bebas jentiknya.

“Untuk angka bebas jentik di Balikpapan sampai hari ini sudah berada di angka 80 persen masih di bawah angka target nasional yakni 90 persen,” akunya.

Dio panggilan akrabnya mengatakan jika tahun 2023 kasus DBD mengalami kenaikan sebanyak 2.195 kasus. Jika dibandingkan tahun 2022 berjumlah 1.897 kasus.

Hingga saat ini, kasus terkonfirmasi DBD pada bulan Januari 2024 mencapai 28 kasus. “Alhamdulillah, dari 28 kasus semua bisa ditangani dengan baik dan tidak ada kematian,” ucapnya.

Untuk mengantisipasi kasus DBD, Pemerintah Kota Balikpapan melalui DKK melakukan berbagai upaya diantaranya dengan memberikan Abate, kelambu air, termasuk vaksin DBD.

“Vaksin DBD merupakan satu inovasi untuk pencegahan dan penanggulangan kasus DBD, yang diinisiasi oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur. Jadi di Balikpapan pengadaan vaksinnya dari APBD Provinsi. Kita mendapat droping dan ditetapkan berdasarkan SK Gubernur sebagai daerah pilot project penerapan vaksin DBD,” terangnya.

Ini memang baru yang pertama di Indonesia, vaksin yang diberikan secara gratis oleh pemerintah. Pemerintah Kota Balikpapan menerima 9.800 dosis vaksin DBD yang tahapannya itu dimulai sebenarnya sejak bulan Juni 2023. 

“Itu mulai pembicaraan analisis kajian-kajiannya sampai di launching oleh Bapak Pj Gubernur pada tanggal 12 November kemarin,” ujarnya.

Dengan 9.800 dosis vaksin, tentunya ini tidak cukup untuk semua orang di Balikpapan, sehingga pihaknya harus benar-benar mengkaji supaya vaksin ini tepat sasaran. 

“Kita melihat pada usia mana sih DBD ini banyak terjadi di Balikpapan, ternyata yang tertinggi di usia 5 sampai 14 tahun. Kasus yang tertinggi di kecamatan mana. Ternyata ada pergeseran sejak 3 tahun lalu, trend DBD di wilayah Kecamatan Balikpapan Utara dan yang kedua terbanyak adalah di wilayah Kecamatan Balikpapan Tengah,” pungkas Andi Sri Juliarty

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version