BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com – Pelaksanaan konstruksi untuk Ibu Kota Negara (IKN) di Kalimantan Timur pada 2023 mendatang, diprediksi kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan terutama dari jasa konstruksi akan meningkat. Termasuk proyek pengembangan Kilang Balikpapan yang sudah berjalan ini.
BPJS Ketenagakerjaan Wilayah Kalimantan terus mendorong peningkatan peserta BPJS Ketenagakerjaan dari jasa kontruksi (Jakon). Mengingat banyak proyek fisik yang dilaksanakan pemerintah pusat, pemda termasuk perusahaan swasta.
apalagi untuk pembayaran iuran jakon hanya dipungut 1 kali pekerjaan. Itupun dapat dicicil empat kali dengan prosentase rendah.
“Misal jika ada 100 pekerja dengan nilai proyek capai Rp 1 Triliun, yang 100 pekerja itu sudah dilindungi semua sampai proyek itu selesai misal dua tahun. Selama dua tahun itu didaftarkan BPJS Ketenagakerjaan. Nanti ditambah masa pemeliharaan 6 bulan kedepan,” ujar Deputi Direktur BPJS Ketenagakerjaan wilayah Kalimantan, Rini Suryani kepada media, Kamis (1/12/2022).
“Enam bulan setelah dinyatakan proyek itu selesai masih dilindung pekerjanya karena masih ada massa pemeliharaan,” sambungnya.
Kata Rini, kalau semakin besar nilai proyeknya perhitungannya semakin kecil untuk pembayarannya. Jika nilai proyek Rp100juta – Rp 500 juta itu iuran jasa kontruksi 0,19 persen, Rp 500 juta – Rp 1 miliar itu 0,15 persen, Rp 1 miliar – Rp 5 miliar presentase 0,12, kemudian di atas Rp 5 miliar presentasenya 0,11 persen.
“Adapun persentase dihitung berdasarkan nilai proyek yang dikerjakan. Hitung-hitungan sudah diatur,” akunya.
“Dua tahun ini banyak pekerjaan diwilayah Kaltim nilainya besar-besar seperti di RDMP yang rata rata mengerjakan konstruksi,” tambahnya.
BPJS ketenagakerjaan di wilayah Kaltim ini kalau kita lihat dari tahun 2021 sampai sekarang meningkat cakupan perluasan perlindungannya, sebelumnya di 2021 itu sekitar 37 persen kalau sekarang sudah diangka 45 persen se Kaltim.
“Dengan jumlah penduduk kami yang di Kalimantan ada 16 jutaan, angkatan kerja 5,9 juta yang sudah jadi peserta BPJS Ketenagakerjaan mencapai 2,6 juta,” sebutnya.
Untuk peserta perlindungan jaminannya ketenagakerjaan jasa konstruksi per November 2022 mencapai 725 ribu orang.
Rini menambahkan, memang masih ada pekerjaan rumah yang harus dilaksanakan, makanya perlunya sosialisasi dan memberikan informasi pada masyarakat tentang pentingnya program BPJS ketenagakerjaan, apalagi sudah ada program kerja keras bebas cemas untuk pekerja rentan atau bukan penerima upah mandiri.
“Kalau kendala sampai saat ini mereka belum paham manfaat program BPJS ketenagakerjaan, atau memang tidak mau mendaftarkan,” pungkasnya.