BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Anggota Badan Anggaran DPRD Kota Balikpapan Syukri Wahid membeberkan hasil recofusing ataupun pergeseran APBD Kota 2020 yang mengalami defisit dari sebelumnya Rp 2,7 triliun ketika disahkan menjadi Rp 2,1 triliun.

Syukri mengatakan, ada beberapa alokasi anggaran yang dipangkas untuk menutupi defisit yang totalnya mencapai Rp 843 miliar. Masing-masing dari pemangkasan pendapatan maupun untuk mengalokasikan penanganan covid-19.

Dia kemudian menjelaskan, pemangkasan sejumlah anggaran untuk menutupi defisit yakni belanja langsung dimasing-masing organisasi perangkat daerah (OPD) mencapai 50 persen atau sekitar Rp 595 miliar.

“Belanja langsung Rp 595 miliar yang paling besar dari seluruh OPD, rata-rata 50 persen dipangkas,” ungkapnya.

Kemudian tunjangan aparatur sipil negera (ASN) dilingkungan Pemerintah Kota Balikpapan sebesar 25 persen. “Nah dipergeseran ini dipotong 25 persen jadi dapat Rp 58 miliar, itu e-tukin (tunjangan kinerja) dan upah pungut,” ujarnya

“Jadi ASN “mengorbankan” haknya 25 persen. Tapi tetap dapat, artinya berkurang. Kalau mau diambil semua sih bisa, cuma kita buat penyakit baru lagi nanti. Kalau tidak salah itu setahun sekitar Rp 200 miliar,”katanya.

Kemudian kata dia, berdasarkan data yang diperolehnya pemangkasan dana hibah yang nilainya mencapai Rp 30 miliar. Sementara juga harus mengalokasikan anggaran untuk percepatan penanganan covid-19 Rp 144 miliar.

Jika pandemi covid-19 berkepanjangan hingga akhir tahun, maka ada beberapa anggaran yang kembali bakal dipangkas lagi. Anggaran OPD maupun tunjangan ASN yang kemungkinan juga akan kembali dipangkas.

” Kita gak tahu covid panjang lagi atau gak, karena bisa dipangkas lagi. Tunjangan ASN, bisa diambil lagi, di ODP yang tersisa 50 persen bisa dipangkas lagi. Kita lihat dalam 4 bulan, kalau masih lagi kita potong lagi,” tukasnya.

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version