BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Polresta Balikpapan meminta masyarakat untuk mewaswapai penipuan online yang kini makin marak. Hal itu disampaikan Wakapolresta Balikpapan AKBP S Sesa.
“Rata-rata setiap hari ada laporan 5-10 kasus terkait dengan penipuan online, modus lama, modus baru tetap sampai sekarang ada,” ujarnya.
Dia mengatakan, masyarakat sekarang jangan mudah percaya. Harus lebih kritis, sehingga tidak menjadi korban penipuan. Karena berbagai cara dilakukan pelaku untuk memperdayai korban.
“Penipuan onlibe memang akhir-akhir ini dengan perikembangan tekhnologi, tentu kita masyarakat perlu berpikir kritis. Apa maksudnya berpikir kritis karena pelaku kejatahan terutama yang menggunakan media social cukup memprihatinkan,” ujarnya
Dia meminta masyarakat tidak mudah membagikan data yang bersifat pribadi. Termasuk diiming-imingi dengan harga yang murah atau tidak masuk akal. Karena banyak laporan yang diterima.
“Tidak mudah membagikan data pribadi karena dari sekian banyak laporan yang masuk ke Polresta Balikpapan terkait dengan penipuan itu masyarakat kita begitu mudah memberikan data kita, terutama terikat dengan kode OTT,” ujarnya.
“Jangan mudah percaya apabila ada hal hal yang mungkin tidak sesuai dengan logka kita, misalnya harga 10 juta dijual dengan 1 juta, itu kan tidak logis, tidak masuk akal, karenanya perlu kehati-hatian,” ujarnya
Dia menjelaskan, penipuan dengan modus baru seperti meminta kode OTT. Lalu membagikan link yang akan memudahkan pelaku untuk meretas data pribadi khususnya melalui telepon selular.
“Kalau modus lama kan seperti ada barang yang dijual lelang di kapal misalnya, dari luar negeri perlu segera dibayar supaya barang-barang elektronik itu bisa segera dimiliki,” ujarnya
“Setelah dibayar, orang yang bersangkutan yang mengaku itu sudah memblokir atau sudah tidak aktif lagi HP nya, itu sangat sering terjadi,”
Dia menambahkan, pelaku tidak memandang usia yang menjadi target atau sasaran. Paling penting masyarakat harus mengecek semua informasi, jangan mudah terkecoh dengan modus0modus penipuan.
“Ini perlu semacam imbauan kepada seluruh warga agar tidak mudah percaya, harus cek benar. Rata-rata tidak memandang usia, baik kaum terpelajar juga ada yang sempat kecoh dengan mdus-modus penipuan ini,” ujarnya