BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com — Ditengah pandemi Covid-19 yang masih terjadi hingga saat ini, Pemerintah Kota Balikpapan melalui Dinas Kesehatan Kota (DKK) Balikpapan mengakui ada kenaikan angka balita yang mengalami stunting di kota Balikpapan.
“Dari laporan staf gizi kami di DKK, memang terkait stunting pada balita agak naik tahun ini dibandingkan dua tahun lalu,” ujar Kepala DKK Balikpapan Andi Sri Juliarty kepada awak media, disela-sela kegiatan vaksinasi di BSCC Dome, kemarin.
Dikatakan Dio sapaan Andi Sri Juliarty, pada dua tahun lalu jumlah balita alami stunting di Balikpapan hanya 4 persen, tapi disaat ini angkanya naik menjadi 13 persen, dengan daerah yang paling banyak ditemukan balita alami stunting ada di wilayah Baru Tengah, Kecamatan Balikpapan Barat.
“Dari 56 ribu balita di Balikpapan, 13 persennya atau 2.421 mengalami stunting,” akunya.
“Hanya saja dari 56 ribu itu baru 45 persen balita yang mengikuti penimbangan dan pengecekan kesehatan balita secara mandiri dan melaporkan,” ungkapnya.
Adapun penyebab kenaikan stunting di Balikpapan bisa diakibatkan faktor ekonomi masyarakat yang rata-rata menurun, kegiatan di posyandu juga dikurangi selama pandemi Covid-19 ini.
“Memang dengan adanya pandemi ini, petugas kami di lapangan keteteran ada beberapa program yang tidak berjalan seperti pemantauan tumbuh kembang balita,” kata Dio.
Begitupun dengan para kader posyandu yang saat ini tidak maksimal melaksanakan programnya karena posyandu yang tidak dibuka selama pandemi ini.
“Untuk itu kami meminta partisipasi orang tua yang memiliki balita untuk dapat menimbang dan mengukur sendiri balitanya di rumah masing-masing, dan melaporkan hasilnya ke kader-kader posyandu yang ada di lingkungan setempat,” tutupnya.