BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com — Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) saat ini tengah melakukan pendataan keluarga yang akan dilakukan 1 April hingga 31 Mei dengan menerjunkan sejumlah kadernya di Kota Balikpapan.
“Jadi pendataan keluarga ini akan dilakukan secara serentak di Indonesia mulai karena baru dimulai sehingga yang terdata memang belum banyak, karena masih panjang waktunya,” ujar Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kota, Sri Wahyuningsih saat diwawancarai media, usai Pendataan keluarga di rumah pribadi Wawli Rahmad Mas’ud, Senin (5/4/2021).
Terkait pendataan keluarga, Yuyun biasa Sri Wahyuningsih disapa khusus untuk kota Balikpapan sistem pendataan akan menggunakan smartphone tidak menggunakan data manual yang diisi di form, tapi melalui smartphone para Kader. “Kader yang nanti buka aplikasi, untuk di Kaltim itu ada tiga daerah yakni Bontang Samarinda dan Balikpapan yang mengunakan pola smartphone,” ujar Yuyun.
Sehingga para kader BKKBN ini melakukan pendataan keluarga harus tatap muka, makanya para kader itu juga dibekali dengan peralatan protokol kesehatan (Prokes) dari BKKBN pusat berupa masker sama handsanitaiser. “Aplikasi yang digunakan yakni PK21 itu tidak dipegang oleh masyarakat seperti halnya aplikasi untuk sensus penduduk yang mana masyarakat yang mengakses, kalau PK21 itu yang bisa mengakses hanya para kader,” katanya.
Dengan menerjunkan 1.668 kader yang akan melakukan pendataan di seluruh RT yang ada di Balikpapan, Yuyun optimis hingga batas akhir 100 persen keluarga di Balikpapan terdata. “Kita harapkan tercapai itu sasarannya, banyak pertanyaan ditanyakan dalam pendataan ini, mulai dari mendata aspek kependudukan keluarga, kepersertaan berKB, serta data kualitas keluarga,” jelasnya.
Adapun pendataan keluarga dilakukan ini, salah satunya dikatakan Yuyun Untuk perencanan pembangunan keluarga, misalnya bagaimana kualitasnya seperti penggunaan KB yang masih minim, sehingga dapat menjadi perhatian pemangku kebijakan dalam hal ini BKKBN khususnya OPD KB untuk mengambil keputusan sampai sejauh mana program KB berjalan.
“Sehingga kita bicara bagaimana keluarga itu bisa berkualitas pola pengasuhannya dibenahi, sementara hingga saat ini belum ada penolakan pendataan keluarga di Balikpapan,” tutup Yuyun.