BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – DPR mendorong Pemerintah untuk menggencarkan upaya vaksinasi demi memperkuat imunitas tubuh masyarakat agar tidak terjangkit virus cacar monyet.
Pasalnya, berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) per 1 November 2023, sudah ada 29 kasus terkonfirmasi cacar monyet. Seluruh pasien terkonfirmasi cacar monyet adalah laki-laki dengan rentang usia 18 hingga 49 tahun
Rinciannya adalah 23 kasus terdapat di DKI Jakarta, satu kasus berasal dari Bandung, Jawa Barat, dua kasus berada di Tangerang Selatan, dua kasus di Kabupaten Tangerang dan satu kasus di Kota Tangerang, Banten.
“Pastikan stok vaksin aman, jangan sampai jumlah kebutuhan vaksin di Indonesia itu tidak terpenuhi, jadi Kemenkes harus memperhatikan betul,” ujar Ketua DPR RI Puan Maharani dikutip inibalikpapan.
“Harus dilakukan berbagai upaya untuk memenuhi kuota vaksin untuk mengantisipasi lonjakan kasus cacar monyet,”
“Dan prioritaskan bagi masyarakat atau populasi yang memiliki risiko tinggi terhadap penyakit ini,”
Di DKI Jakarta, vaksinasi cacar monyet sudah dilakukan sejak tanggal 24 Oktober 2023 lalu. Setidaknya sudah 447 orang yang mendapat vaksin cacar monyet.
Sementara itu, Indonesia akan mendapatkan bantuan 2.000 vaksin cacar monyet dari ASEAN dalam waktu dekat. Bantuan itu diberikan lantaran ketersediaan vaksin di tanah air terbatas yakni 1000 dosis atau hanya untuk 500 orang.
Puan meminta Pemerintah selalu siaga terhadap apapun kemungkinan yang akan terjadi dari penyebaran virus cacar monyet, apalagi lonjakan kasus diprediksi akan terjadi tahun depan.
“Harus ada intervensi signifikan demi mencegah terjadinya lonjakan kasus cacar monyet, dan tentunya dukungan dari semua elemen bangsa termasuk DPR akan sangat berperan,” ujarnya
Sebelumnya, Puan juga mendorong agar untuk memperluas jangkauan tracing sebagai bentuk tindakan preventif penularan cacar monyet.
“Dengan memperluas jangkauan tracing, kita dapat melakukan tindakan pencegahan sebelum penularannya meluas. Karena, pasien positif sudah mulai mengalami kenaikan,” kata Puan
Puan mendorong tim tracing untuk melihat masa inkubasi atau interval dari infeksi hingga timbulnya gejala cacar monyet yang biasanya mulai dari 6 hingga 13 hari meski dalam beberapa kasus, masa inkubasi bisa lebih lama hingga 21 hari.
“Melalui perluasan jangkauan tracing, Pemerintah dapat memberikan respons cepat apabila ada yang terkonfirmasi terpapar cacar monyet sehingga dapat langsung diisolasi. Ini juga merupakan langkah awal pencegahan meluasnya kasus cacar monyet,” ucap mantan Menko PMK itu.
Puan pun menjelaskan, upaya tracing juga perlu dilakukan di lingkungan pasien yang dinyatakan positif monkeypox untuk mencegah adanya satu daerah terpapar virus tersebut. Hal ini berkaca pada kasus penyebaran virus Covid-19 lalu.
“Harus dikuatkan pada surveilans epidemiologi di daerah. Penyebar awalnya dari mana itu harus di-tracing. Kita belajar banyak dari Covid-19, dan seharusnya sudah bisa lebih siap menghadapi penyebaran penyakit,” jelas Puan.
Menurutnya, perluasan jangkauan tracing juga dapat membantu sebagai indikator apakah pasien cacar monyet perlu diisolasi atau cukup hanya dengan perawatan jalan saja. Namun Puan menekankan hal tersebut harus berdasarkan observasi mendalam.
“Dengan tracing yang ketat dan melalui pendampingan tim medis ini akan menjadi upaya preventif kita dalam menangkal penyebaran virus cacar monyet di Indonesia,” ujarnya