BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com – Kasus Covid-19 di Kota Balikppan mulai mengalami kencenderuan semakin naik, hal ini disampaikan Satgas Covid-19 kepada sejumlah awak media saat rilis, Kamis (10/11/2022) 

Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) yang juga juru bicara Satgas Covid-19 Kota Balikpapan, Andi Sri Juliarty mengatakan, situasi pandemi Covid-19 dari analisis data kasus covid di Kota Balikpapan hingga minggu ke-44 menerima keputusan Inmendagri nomor 48 tahun 2022 yang menetapkan Kota Balikpapan sebagai PPKM level 1.

“Kita ketahui evaluasi dari inmendagri sifatnya bulanan  namun kami dari satgas Covid-19 Kota Balikpapan juga melakukan evaluasi secara harian dan mingguan,” ujar Andi Sri Juliarty kepada awak media, Kamis (10/11/2022).

Untuk evaluasi harian kota Balikpapan saat ini memang ada peningkatan kasus antara 40-50 kasus perhari yang terorganisis pada kelompok pekerja, baik yang akan masuk ke lokasi kerja maupun yang melakukan perjalanan.

“Secara harian kondisi Kota Balikpapan berada di PPKM level 3, karena itu mari kita tetap tingkatkan prokes, terutama memakai masker dan keterisian rumah sakit saat ini masih aman,” ajaknya.

Dio biasa Andi Sri Juliarty menambahkan, semua rumah sakit juga diimbau untuk tetap melakukan kesiap siagaan membuka layanan covid-19, memang saat ini ada beberapa kondisi penyakit yang gejalanya hampir sama yaitu demam, batuk, pilek ini bisa jadi covid-19 bisa jadi DBD dan bisa jadi musim batuk pilek karena cuaca.

“Kami imbau segera melakukan pemeriksaan kesehatan jika ada gejala batu pilek dan demam,” akunya.

Adapun kasus terbanyak di temukan di Balikpapan Utara ada 58 kasus, Balikpapan Selatan ada 42 kasus. Sedangkan untuk tingkat kelurahan terbanyak ada di Gunung Samarinda 19 kasus dan Sungai Nangka 16 kasus.

Sementara itu, Subvarian Omicron XBB telah terdeteksi di Indonesia, masyarakat diminta waspada dan memperkuat protokol kesehatan, terutama memakai masker.
 
Varian XBB menyebabkan lonjakan kasus COVID-19 yang tajam di Singapura, diiringi dengan peningkatan tren perawatan di rumah sakit.
 
“Peningkatan kasus gelombang XBB di singapura berlangsung cepat dan sudah mencapai 0,79 kali gelombang BA.5 dan 0,46 kali gelombang BA.2” Ujar Juru Bicara COVID-19 Kementerian Kesehatan dr. M. Syahril
 
Sejak pertama kali ditemukan, sebanyak 24 negara melaporkan temuan Omicron varian XBB termasuk Indonesia. Kasus pertama XBB di Indonesia merupakan transmisi lokal, terdeteksi pada seorang perempuan, berusia 29 tahun yang baru saja kembali dari Lombok, Nusa Tenggara Barat.
 
“Ada gejala seperti batuk, pilek dan demam. Ia kemudian melakukan pemeriksaan dan dinyatakan positif pada 26 September. Setelah menjalani isolasi, pasien telah dinyatakan sembuh pada 3 Oktober” jelas dr. Syahril
 
Menyusul temuan ini, Kemenkes bergegas melakukan upaya antisipatif dengan  melakukan testing dan tracing terhadap 10 kontak erat. Hasilnya, seluruh kontak erat dinyatakan negatif COVID-19 varian XBB. 
 
Jubir Syahril mengatakan meski varian baru XBB cepat menular, namun fatalitasnya tidak lebih parah dari varian Omicron. Kendati demikian negara belum bisa dikatakan aman dari pandemi COVID-19. Sebab berbagai mutasi varian baru masih berpotensi terus terjadi. Dalam 7 hari terakhir juga dilaporkan terjadi kenaikan kasus di 24 provinsi.
 
dr. Syahril meminta masyarakat mengedepankan protokol kesehatan seperti menggunakan masker, menghindari kerumunan dan mencuci tangan pakai masker, dan melakukan testing apabila mengalami tanda dan gejala COVID-19. Selain itu juga menyegerakan vaksinasi COVID-19 untuk meningkatkan proteksi terhadap COVID-19.
 
“Segera lakukan booster bagi yang belum, untuk mengurangi kesakitan dan kematian akibat COVID-19,” terang Jubir Syahril.
 
Kemenkes juga sudah meningkatkan pengawasan kedatangan WNI dan WNA di pintu-pintu masuk negara

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version