Ilustrasi botol obat sirop untuk anak [SuaraSulsel.id/Muhammad Yunus]

Kepolisian Telusuri Obat yang Diduga Terkait Gangguan Ginjal Akut

JAKARTA, Inibalikpapan.com – Kepolisian melakukan penelusuran obat yang diduga terkait dengan Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (GGAPA).  Setelah adanya laporan dua anak di Jakarta yang terkena GGAPA, salah satunya bahkan meninggal dunia.

“Tim sedang turun untuk telusuri kembali, apa yang dikonsumsi pasien tersebut,” kata Direktur Tindak Pidana Tertentu Bareskrim Polri Brigjen Pol Pipit Rismanto dilansir dari suara.com jaringan inibalikpapan.com

Namun terkait pengawasan terhadap peredaran obat sirup anak yang mengandung cemaran etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG), Pipit Rismanto masih enggan berkomentar.

“Silakan ditanyakan kepada BPOM langsung ya. Saya rasa BPOM perlu menjelaskan ke publik terkait bagaimana pengawasannya sehingga kasus serupa bisa lolos,” ujar Pipit, Senin (2/6/2023).

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menerima laporan baru terkait Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (GGAPA), setelah tidak adanya kasus baru sejak awal Desember tahun lalu.

“Penambahan kasus tercatat pada tahun ini, satu kasus konfirmasi GGAPA dan satu kasus suspek” ujar Juru Bicara Kementerian Kesehatan dr. M Syahril, dalam siaran persnya.

Dua kasus tersebut dilaporkan oleh Dinas Kesehatan DKI Jakarta. Satu kasus diantaranya meninggal dunia yakni anak usia 1 tahun pada 1 Februari 2023.

Anak tersebut mengalami demam pada tanggal 25 Januari 2023, dan diberikan obat sirup penurun demam yang dibeli di apotek dengan merk Praxion.

Satu kasus lainnya, anak berusia 7 tahun, mengalami demam pada tanggal 26 Januari, kemudian mengkonsumsi obat penurun panas sirop yang dibeli secara mandiri

Juru Bicara Kementerian Kesehatan, dr. M Syahril mengatakan, pihaknya melakukan tindakan antisipatif dalam menentukan penyebab dua kasus GGAPA baru yang dilaporkan.

Kemenkes bekerjasama dengan berbagai pihak mulai dari IDAI, BPOM, Ahli Epidemiologi, Labkesda DKI, Farmakolog, para Guru besar dan Puslabfor Polri melakukan penelusuran epidemiologi untuk memastikan penyebab pasti dan faktor risiko yang menyebabkan gangguan ginjal akut.

Baca juga ini :  Penumpang Bandara Sepinggan Terkesan dengan Peringatan Detik-Detik Kemerdekaan RI

“Saat ini sedang dilakukan pemeriksaan lebih lanjut sampel obat dan darah pasien” jelas dr. Syahril.

Dengan dilaporkannya tambahan kasus baru GGAPA, hingga 5 Februari 2023 tercatat 326 kasus GGAPA dan satu suspek yang tersebar di 27 provinsi di Indonesia. Dari sejumlah tersebut 116 kasus dinyatakan sembuh, sementara enam kasus masih menjalani perawatan di RSCM Jakarta.

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.