BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno Marsudi mengatakan sebanyak 955 warga negara Indonesia (WNI) berhasil dievakuasi keluar dari Sudan. Sementara itu  total WNI yang masih berada di Sudan sebanyak 64 orang, termasuk 13 staf KBRI. 

BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Kementerian Luar Neger9 (Kemenlu) melaporakan hingga kini masih ada 64 warga negara Indonesia (WNI), termasuk 15 staf KBRI yang berada di Sudan.

“Sebagian besar dari 64 dikurangi dari KBRI adalah warga negara yang memang memilih untuk tinggal karena alasan keluarga,” ujar Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dilansir dari VOA Indonesia.

“Ada satu (warga Indonesia) yang masih dirawat di rumah sakit di Port Sudan dan kita terus memantau, mendampingi kondisi beliau selama perawatan di Port Sudan,”

Sementara sejauh ini sudah 955 WNI yang dievakuasi atau keluar dari Sudan. Dimana 931 orang dievakuasi melalui Jeddah, 15 orang lewat Mesir, 6 orang lewat Uni Emirat Arab dan 3 orang melalui Ethiopia.

Dari jumlah itu, 934 warga Indonesia sudah dipulangkan ke Tanah Air melalui Jeddah, sedangkan 21 orang lainnya masih tersebar di Jeddah, Mesir, Uni Emirat Arab dan Ethiopia.

Direktur Perlindungan WNI Kemenlu Judha Nugraha mengatakan, sampai saat ini ada dua staf lokal yang menjaga KBRI Khartoum. Sedangkan 13 staf KBRI yang merupakan WNI menjalankan tugasnya dari Kota Port Sudan.

“KBRI Khartoum dalam konteks organisasi tetap beroperasi di dalam Sudan untuk memastikan semua kepentingan kita dapat terlaksana,” ujar Judha.

Dia menjelaskan satu WNI yang dirawat di Port Sudan masih menggunakan alat bantu pernapasan, sehingga diputuskan untuk tidak dipindahkan sampai kondisinya membaik untuk dievakuasi ke Jeddah.

Judha menuturkan, dua WNI lainnya yang mengalami patah tulang juga sedang menjalani perawatan di Jeddah. Ketiganya merupakan korban kecelakaan salah satu bus yang mengangkut warga Indonesia dalam proses evakuasi dari Khartoum ke Port Sudan.

Duta Besar Sudan untuk Indonesia Yasir Muhammad Ali menyebutkan, Pemerintah akan mengizinkan mahasiswa Indonesia kembali melanjutkan kuliahnya di Sudan jika negara itu sudah damai dan stabil.

Insyaallah, kalau semuanya sudah aman di Sudan, mereka bisa kembali ke Sudan untuk melanjutkan pendidikan mereka. Kami memiliki banyak mahasiswa dari Indonesia belajar untuk tingkat sarjana dan doktor di Sudan,” tutur Yasir.

Yasir mencontohkan salah satunya adalah penceramah kondang, Ustaz Abdul Somad, yang merupakan lulusan program doktor dari Universitas Islam Omdurman di Sudan.

Dia menambahkan sudah sekitar 3.000 WNI yang pernah kuliah di Sudan. Kehadiran mereka kian mempererat hubungan antara kedua negara.

Perang antara pasukan Angkatan Bersenjata Sudan dipimpin Jenderal Abdil Fattah al-Burhan dengan paramiliter RSF (Pasukan Dukungan Cepat) yang dikomandoi Jenderal Muhammad Hamdan Dagalu meletup sejak 15 April lalu.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO (World Health Organization) pertempuran terjadi di Khartoum dan kota-kota lain di Sudan telah menewaskan lebih dari 400 orang dan melukai paling tidak 3.500 lainnya. [fw/ft]

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version