Mayoritas Perusahaan di Balikpapan Belum Memiliki Ahli K3

BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com -Tingginya angka kecelakaan kerja di perusahaan-perusahaan Balikpapan beberapa diantara penyebabnya masih sedikitnya para ahli K3 yang ditempatkan perusahaan. Selain itu habit/budaya  masih meremehkan keselamatan kerja juga ikut mendukung tingginya angka kecelakan kerja. Disamping itu, K3 juga sangat mahal sehingga perusahaan masih memandang ini sebagai beban perusahaan.

Kadis Nakersos Balikpapan Tirta Dewi mengatakan budaya K3 memang belum seperti yang diharapkan. Apalagi  jika dibandingkan dengan tenaga kerja asing yang sangat disiplin dalam penggunaan peralatan/perlengkapan keselamatan.

Tak heran, bagi perusahaan – perusahaan kategori kecil, program K3 belum dapat diterapkan secara baik mengingat K3 cukup mahal. “Memang belum semua perusahaan memiliki ahli K3 sebagaimana yang kita inginkan karena berbagai macam kendala dan keluhan-keluhan perusahaan,” tandasnya.

Ahli K3 atau K3 Umum memiliki nilai tawar yang tinggi diperusahaan. Kata Tirta jika ada tawaran yang lebih menarik di perusahaan lain maka dia akan hengkang ke perusahaan yang lebih tinggi memberikan penghasilan. “Ini salah satu keluhan-keluhan yang disampaikan banyak perusahaan. Lumayan banyak ya perusahaan belum miliki K3 karena kekhususan ini,” ujarnya

Di Balikpapan, sebut Tirta  ada 2095 perusahaan dan jumlah ini banyak didominasi perusahaan-perusahaan kecil yang tidak belum memiliki ahli K3. “ Kecuali perusahaan besar hampir rata memiliki ahli K3 tapi perusahaan kecil menengah masih sedikit. Paling tidak ada orang yang bisa berikan SOP dalam bekerja. Bagaimana penggunaan alat pelindung diri dalam rangka menjaga K3 guna meningkat produktivitas diri dan perusahaan. Itu yang harus mereka punya,”tandasnya.

Dia mengungkapkan untuk sertifikasi K3 umum saja butuh dana pelatihan perorang Rp8-9juta. “Memang ini berat ya bagi perusahaan kecil tapi mau tak mau kemampuan sumberdaya manusia harus ditingkat agar bisa bersaing didunia internasional,” tambahnya

Pada tahun 2015 lalu jumlah angka hampir mencapai  97 kecelakaan dengan kategori berat, sedang dan ringan. “Ada juga yang meninggal delapan orang. Perusahaan jangan anggap K3 ini beban tapi jika terjadi sesuatu ini bisa rugi bagi pekerja dan performance perusahaan karena tidak safetynya perusahaan akan kurangi daya saing perusahaan,” imbuhnya.

Diapun terus melakukan sosialisasi kepada seluruh perusahaan agar kecelakaan kerja sekecil mungkin diminimalkan sehingga dari pekerja dan perusahaan benar-benar dapat menjalankan aktivitas pekerjaan lebih baik.

“Sebab kalau terjadi kasus apalagi sampai meninggal ini akan ada pemiskinan baru pekerja karena dia tulang punggung keluarga. Ini kita tidak inginkan walaupun ada jaminan-jaminan ketenagakerjaan,” tukasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.