BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com – Lima bulan sudah hasil autopsi jenazah DA (15) yang meninggal diduga karena tak wajar, belum juga ada.
Hal ini juga mendapat respon dari berbagai pihak, seperti dr Heri SpFM yang keseharian berdinas sebagai Dokter Forensik di Rumah Sakit Kanujoso Djatiwibowo (RSKD).
Heri menilai dalam proses autopsi jenazah harusnya tidak memerlukan waktu yang cukup lama jika ingin mengetahui hasilnya. Paling cepat dua minggu sudah ada hasilnya.
“Dua minggu sudah ada hasilnya, tapi ini masih sebatas penyimpulan sementara, dan ada tahapan selanjutnya,” ujar Heri kepada Inibalikpapan.com, Kamis (18/4/2024).
Selanjutnya akan ada tahapan-tahapan lain jika ingin mengetahui penyebab pasti kematian. Mulai dari pemeriksaan molekul baik itu organ tubuh dan tulang jika memang ada hantaman benda tumpul.
“Beberapa organ yang diperiksa juga harus dilihat kondisinya apakah sudah alami proses pembusukan, juga bisa berimbas pada durasi waktu menentukan penyebab kan,” jelas Heri.
“Begitu juga dengan jenazah yang sudah dimakamkan baru dilakukan proses autopsi, pengaruh kondisi kontur tanah yang bisa jadi penyumbang lama tidaknya proses autopsi,” tambahnya.
Organ yang diangkat dari tubuh akan diperiksa dengan mata telanjang terlebih dahulu. Terdapat beberapa penyakit yang bisa mengubah tampilan organ, seperti aterosklerosis, sirosis hati, dan penyakit jantung koroner.
Pemeriksaan Mikroskopis
Pemeriksaan organ dalam juga dilakukan secara mikroskopis. Setiap organ diambil sampelnya untuk diperiksa di bawah mikroskop. Prosedur ini bisa memakan waktu cukup lama.
Organ dalam yang telah diambil dan diperiksa kemudian dapat dikembalikan ke dalam tubuh jenazah lagi.
Selain itu, organ tubuh yang di autopsi ini juga perlu dilakukan proses pemeriksaan lanjutan di lab, jika memang kondisinya sudah hancur.
Untuk menyimpulkan atau yang menjadi hasil definitif pastinya. Sehingga menentukan kematian seseorang dari hasil autopsi hanya paling lama 7 pekan atau dua bulan.
“Sehingga kalau sampai 5 bulan belum ada hasilnya, ini sudah jauh sekali, kemungkinan ada faktor-faktor lainnya,” kata Heri.
Tanpa adanya pemeriksaan menyeluruh dan mendetail, seorang dokter ahli forensik tidak dapat menentukan penyebab kematian.
“Oleh karena itu, diperlukan proses autopsi mayat yang agar penyebab kematian diketahui,” akunya.
Untuk diketahui, kasus kematian remaja DA (15) asal Manggar, Balikpapan Timur yang meninggal pada Sabtu (28/10/2023) silam belum ada penyebabnya. Remaja DA yang bersekolah di salah satu SMK di Kota Balikpapan ini ditemukan di dalam rumahnya dalam kondisi tidak sadarkan diri, oleh pihak keluarga yang kemudian dibawah ke RS Medika Utama Manggar.
Namun, setelah proses penanganan di RS Medika, kondisi DA dinyatakan meninggal, yang aneh pada bagian belakang tubuh DA timbul luka-luka lebam dan sekitar leher seperti ada lembam bekas cekikan.
Hingga kini penyebab kematian remaja cantik tersebut belum jelas. Padahal pihak kepolisian sudah melakukan proses autopsi ke jenazah almarhumah pada Selasa (14/11/2023). Dan hingga kini hasilnya belum ada.