BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com – Proyek jaringan pipa air baku senilai Rp 2,3 triliun menjadi salah satu investasi yang ditawarkan Kota Balikpapan dalam kegiatan ALKI II Zone Investment Forum 2023.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan (Bappeda Litbang) Kota Balikpapan Murni mengatakan, dua investasi yang ditawarkan oleh Kota Balikpapan dalam ALKI II Zone Investment Forum ini, yang pertama adalah terkait pengelolaan persampahan dan yang kedua, terkait rencana pembangunan jaringan pipa air baku Sepaku – Balikpapan.
Sejumlah investor baik dari dalam negeri maupun luar negeri yakni Korea Selatan dan Australia hadir dalam kegiatan yang dilaksanakan sejak tanggal 24 hingga 29 Oktober ini.
Menurut Murni, dalam pembangunan jaringan pipa air baku dari Sepaku, Kota Balikpapan dibantu oleh Pemerintah Pusat untuk menggunakan metode KPBU atau kerjasama antara Pemerintah dan Badan Usaha.
“Karena apabila dikerjakan dengan menggunakan anggaran daerah, tentunya Kota Balikpapan tidak sanggup karena total investasinya mencapai Rp 2,3 triliun untuk kapasitas 1000 liter per detik,” terangnya, Kamis (26/10/2023).
Dengan metode KPBU ini diharapkan ada perusahaan yang mau membiayai semua pelaksanaan projek tersebut. Untuk selanjutnya pemerintah kota hanya membayar untuk layanannya.
Dengan total investasi yang mencapai Rp 2,3 triliun hasil akhir yang didapatkan adalah air minum.
Dirinya yakin dengan proyek yang ditawarkan ini akan banyak investor yang tertarik karena proyek air baku ini adalah yang investasi yang bernilai, yang dibutuhkan oleh orang banyak dan tidak mungkin tidak dibutuhkan.
“Saat ini kita masih menyiapkan dokumennya dengan dibantu oleh Bappenas, yang akan dimasukkan dalam IPRO, yang akan dilengkapi dengan kajian awal, yang memastikan kejelasan lokasi, kelayakan pelaksanaan dan sudah ada perhitungannya untuk pelaksanaan proyek tersebut,” tuturnya.
Sebelumnya, Ketua Komisi III Alwi Al Qadri mengatakan, pihaknya setuju dengan rencana revitalisasi pipa tersebut. Menurutnya, kondisi pipa yang sudah terlalu tua dan keropos membuat tingkat kebocoran selama ini tinggi.
“Kami prinsipnya pipa yang sudah tua usia 20 tahun ke atas memang harus diganti,” ucapnya.
Nanti, mana saja pipa yang perlu diganti dan berapa nominal kebutuhan anggaran, tinggal tugas PTMB untuk melakukan perhitungan.
“Berapa kebutuhan dananya tinggal dihitung saja. Kami tentu mendukung,” imbuhnya.
Dia menambahkan, penggantian pipa bisa dilakukan bertahap sesuai kebutuhan. Misalnya, lokasi pipa mana yang penting diganti lebih dulu.
Alwi menuturkan, informasi dari PTMB rencana revitalisasi pipa akan menggunakan anggaran dari penyertaan modal tahun depan. “Saya belum tahu pasti total anggaran yang dibutuhkan, Komisi III setuju dan mendukung,” sebutnya.
Pihaknya menilai tidak masalah dengan rencana ini karena memang kebutuhan.
“Kenyataannya memang sudah banyak pipa bocor salah satunya karena sudah tua dan keropos,” bebernya.
Sehingga, untuk memberikan pelayanan terbaik kepada warga Kota Beriman, mau tak mau PTMB harus menyiapkan pergantian pipa. Dia mengingatkan, apalagi saat ini ada pembangunan pipa gas dari Senipah ke Kilang Pertamina.
Itu juga membuat pelayanan PTMB sempat terganggu. Akibat kebocoran pipa yang disebabkan proyek di sepanjang Jalan Soekarno-Hatta tersebut.
“Itu juga harus dikejar karena total ganti rugi hampir Rp 1 miliar,” tuturnya.
Seperti diketahui, kondisi pipa yang keropos kerap membuat kebocoran dan layanan ngadat.
Mengingat usia pipa air sudah mencapai 26 tahun. Maka perlu dilakukan revitalisasi agar mencegah kebocoran pipa.
Plt Dirut PTMB Rita mengatakan, pihaknya optimistis dengan adanya revitalisasi pipa kemungkinan besar mampu mengurangi kebocoran pipa.
“Kami siapkan penggantian pipa dari Kilometer 8 menuju IPA Kampung Damai,” tuturnya.
Adapun panjang pipa yang perlu diganti sekitar 7.000 meter atau 7 kilometer. “Estimasi biaya pipa Rp 5,6 miliar per kilometer. Ini masih hitungan kasar,” ujarnya. Rita menyebutkan, revitalisasi ini nantinya memanfaatkan dana penyertaan modal dari Pemkot Balikpapan. Khususnya, penyertaan modal pada 2024.
“Sekarang, kami masih mempersiapkan syarat-syarat yang harus dipenuhi. Mulai dari kajian investasi hingga rencana anggaran biaya (RAB),” bebernya. Setelah semua proses ini selesai, PTMB bisa menyampaikan permohonan penggunaan dana penyertaan modal.