BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Provinsi Kaltim termasuk Kota Balikpapan masih harus melakukan ikat pinggang dan melakukan upaya diversifikasi kegiatan ekonominya. Karena sampai kuartal ke IV 2015 lalu, pertumbuhan kredit pada sektor pertambangan maupun sub sektor pertambangan dan dunia usaha masih alami kelesuan.
Bahkan kredit macet di setkor ini hampir menyentuh angka Rp700 miliar. Kondisi ini secara umum menyumbang tingkat kredit macet di perbankan Balikpapan.
“Kredit pada sektor pertambangan kembali tumbuh negatif setelah sempat meningkat yang didorong pada penyaluran kredit sub sektor jasa pertambangan migas”kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan Suharman Tabrani hari ini (4/2/2016)
Begitu pula jasa dunia usaha tetap pada tren negatif sebagai imbas oleh lesunya sektor pertambangan batu bara yang merupakan domain konsumen utama.
Dampak ini juga tercermin pada tingkat non performing loan (NPL) perbankan di Balikpapan selama kuartal IV/2015 mencapai 7,23%. Angka itu meningkat dari tingkat NPL pada kuartal sebelumnya yang hanya mencapai 4,72%.
Suharman menyebutkan dari angka 7,23% itu apabila dirinci pada tiap-tiap bank hasilnya akan berbeda. Tren peningkatan NPL ini mulai terlihat sepanjang tahun 2015 pada kuarta I/2015.
“Secara sektoral NPL terbesar berasal dari sektor pertambangan sebesar 31,92% dengan nominal kredit macet sebesar Rp697 miliar,” ungkapnya.
Kondisini mencerminkan kualitas kredit perbankan Balikpapan juga mengalami penurunan. pada kuartal IV/2015 tingkat non performing loan perbankan mencapai 7,23%, melebihi batas tingkat non performing loan yang dipatok sebesar 5%.
Data dari Kantor Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan, tingkat NPL secara bertahap meningkat sepanjang 2015. Pada kuartal I/2015 NPL tercatat mencapai 3,33%, kemudian meningkat menjadi 3,66% pada kuartal II, dan meningkat lagi menjadi 4,72% pada kuartal III.
Selama 2012 hingga 2015 pun kualitas kredit perbankan Balikpapan mengalami penurunan secara bertahap. Pada kuartal IV/2012, NPL tercatat hanya mencapai 2,30%, dan selanjutnya terus meningkat sampai dengan kuartal IV/2015.
“Tingkat NPL ini juga melebihi NPL nasional yang hanya berkisar pada level 2,7%. Peningkatan NPL ini banyak disumbang oleh kredit macet pada pinjaman oleh sektor pertambangan batu bara,” tukasnya.