BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com – Meski sempat mengalami keterlambatan, saat ini progres pekerjaan proyek sekolah terpadu di prrumahan Balikpapan Regency, Kecamatan Balikpapan Selatan sudah mengalami peningkatan yang cukup signifikan.
Dari angka deviasi yang mencapai 1,4 persen, saat ini sudah menurun menjadi 0,9 persen dari target yang ditetapkan.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Balikpapan Irfan Taufik mengatakan, untuk progres pembangunan kawasan sekolah terpadu SD dan SMP, sampai dengan minggu ke 48, realisasinya sudah mencapai 75,1 persen dari angka semestinya yakni sebesar 73,6 persen .
“Alhamdulillah dalam kurun waktu 1 bulan, kurang lebih 1 bulan mereka melakukan perbaikan perbaikan dan pengembangan terhadap pekerjaan yang dilakukan dari minus 10% sekarang tinggal 0,9 persen,” kata Irfan ketika diwawancarai wartawan, Kamis (26/10/2023).
Ia berharap progres pekerjaan yang saat ini sudah dicapai bisa tetap dipertahankan, sehingga target penyelesaian proyek tersebut dapat tercapai pada Desember 2023 ini.
Ia menerangkan, untuk memenuhi target tersebut, pihak kontraktor telah melakukan penambahan tenaga kerja serta waktu bekerja atau lembur.
“Mudah-mudahan hal ini bisa dipertahankan terus, dan bisa selesai tepat waktu di akhir Desember nanti.
Mereka sudah melakukan peningkatan diantaranya manpower, kemudian waktu bekerja atau lembur, itu aja sebenarnya karena semua sudah on site material.
“Kalau ini bisa terus dipertahankan, Alhamdulillah bisa sesuai target untuk pelaksanaannya,” tambahnya.
Adapun bebetapa kegiatan yang saat ini sedang berlansung yakni pemasangan besi kolom lantai 2 gedung administrasi, perakitan besi plat lantai 2 gedung SD, pemasangan hebel gedung SMP A dan B, pemasangan kusen pintu dan jendela gedung SMP A dan B.
“Serta pemasangan rangka atap gedung SMP B,pemasangan atap SMP A, pemasanagan hebel dan kusen gedung kesenian, pemasangan pondasi kantin, pleseteran dan aci bagian luar dalam gedung SMP A dan B,” jelasnya.
Menurut, Ketua Komisi IV DPRD Kota Balikpapan, Doris Eko Rian Desyanto, mengatakan untuk sekolah di Kota Balikpapan harus ada kemajuan jumlahnya mengingat Kota Balikpapan karena sebagai penyangga Ibu Kota Nusantara (IKN).
“Idealnya di Balikpapan sebagai penyangga IKN minimal 1 kelurahan 1 SD, dan SMP idealnya seperti itu,” kata Doris.
Dia menjelaskan, bahwa untuk wacana pembangunan sekolah di Balikpapan Tengah dan Balikpapan Selatan telah direncanakan, untuk Balikpapan Selatan di Perumahan Regency SD dan SMP terpadu.
Ia menyampaikan, bahwa saat ini progres pembangunan Sekolah Terpadu Balikpapan Selatan sudah mulai berjalan. Saat ini telah mencapai 20 persen, semoga sesuai dengan target yang diharapkan.
Doris berharap, dengan adanya sekolah terpadu ini, dapat mengatasi permasalahan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) setiap tahunnya. Khususnya wilayah Balikpapan Selatan.
“Proses pekerjaan pembangunan sekolah terpadu tersebut akan diselesaikan pada 19 Desember 2023 ini, dengan nilai Rp 33 miliar. Dengan asumsi bangunan yang terencana adalah empat diantaranya bangunan induk administrasi, SD dengan 20 kelas dan SMP itu 16 kelas. Dengan lahan mencapai 1,5 hektar,” pungkasn.
Ia mengharapkan pada 2024 sekolahan tersebut bisa digunakan agar bisa mengurai masalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di Kota Minyak ini.
“Pokoknya harus selesai semua sampai bisa dipergunakan, kalau bisa diselesaikan tahun ini maka tahun depan bisa dipakai. Jadi bertambah lagi Rombongan Belajar (Rombel) khususnya di Kecamatan Balikpapan Selatan, kemarin itu masih minus 8 sekian persen dan harus selesai di bulan ini kekurangannya dikejar,” katanya.
Bahkan, dirinya akan bertindak tegas jika pembangunan itu tidak sesuai target yang disepakati. “Kami akan berikan Surat Peringatan (SP) 1 supaya ada pembelajaran juga dari pihak kontraktor dan serius mengerjakannya,” tegasnya.
Dirinya pun berharap pihak kontraktor dan Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Balikpapan diharapkan datang saat sidak lanjutan nantinya.
“Kemarin informasinya pihak kontraktor lari dari kunjungan kami ‘kan lucu, kita mau datang untuk ngecek bagaimana progresnya kontraktornya nggak ada. Kami lihat di lapangan malah berbeda hasilnya saat disampaikan waktu Rapat Dengar Pendapat (RDP) beberapa waktu lalu,” ungkapnya.