BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com – Cuaca yang tak menentu di Kota Balikpapan, patut diwaspadai terutama di daerah-daerah rawan longsor, warga juga diminta untuk selalu waspada.

Untuk mengantisipasi bencana terjadi BPBD Kota Balikpapan bersama Tim Kajian Pasca Bencana akan melaksanakan kajian.

“Dalam kajian memang butuh waktu satu hingga dua hari untuk ukur tanah, habis itu baru dikeluarkan rekomendasi apa yang harus dilakukan, apakah pakai bambu atau cara modern,” ujar Kepala BPBD Kota Balikpapan, Silvia Rahmadina saat dikonfirmasi media, Sabtu (8/10/2022).

Kata Silvi, penanganan sementara jika ada longsor saat ini masih penanganan dengan menaruh terpal, sampai belum ada gerakan lagi maka hal ini terus dilakukan.

“Sambil menunggu bersama tim kajian akan melakukan evaluasi dalam penanganan longsor,” akunya.

Tak henti-hentinya Silvia juga mengimbau jangan membangun di daerah yang rawan longsor dan wajib memiliki IMB, jika cuaca buruk sehingga mengungsi.

“Keselamatan lebih penting, sehingga segera mengungsi jika cuaca tidak baik,” ajaknya.

Sebelumnya, BPBD Balikpapan mengenallan program Sinergi Antisipasi Bencana Balikpapan (SIGAP) merupakan salah satu proyek perubahan (proper) yang diluncurkan Pemkot Balikpapan. Program sigap ini diinisiasi oleh Kepala Kantor BPBD Kota Balikpapan Silvia Rahmadina.

SIGAP merupakan inovasi strategis yang dilakukan BPBD Kota Balikpapan untuk membangun sinergi dan kolaborasi antar elemen masyarakat serta pemerintah dalam rangka mewujudkan ketahanan dan kesiapan Kota Balikpapan dalam menghadapi terjadinya bencana.

Proyek Perubahan (Proper) ini bertujuan untuk mewujudkan konsep yang lebih baik dalam mencegah terjadinya bencana dan kesiapan masyarakat apabila terjadi bencana.

Proper ini dirancang untuk mewujudkan Balikpapan menjadi kota modern, nyaman dihuni dan sejahtera serta harmoni dengan bencana melalui sinergi dan kolaborasi antar pihak dalam upaya peningkatan kapasitas elemen ketahanan bencana yaitu keluarga, sekolah, fasilitas kesehatan/rumah sakit, perkantoran/tempat usaha dan tempat ibadah yang sigap dan mampu secara mandiri melakukan penanggulangan bencana, pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) akibat bencana dan memiliki kesiapan mental/psikologi dalam menghadapi bencana.

Silvia Rahmadina mengatakan, inovasi yang dilakukan ini dalam pembentukan elemen ketahanan bencana adalah peningkatan kapasitas tidak hanya pada ketangguhan bencana saja, tetapi lebih komprehensif dengan penambahan pengetahuan dan keterampilan di bidang kesehatan keluarga dan psikologi keluarga.

“Ini bentuknya edukasi, tentang bagaimana penanggulangan bencana dan juga kita menambahkan edukasi pada bagaimana masyarakat memiliki kemampuan minimal P3K ketika bencana terjadi,” ujarnya.

Selain itu juga, katanya, dalam rangka mempersiapkan mental dan psikologis masyarakat agar dapat mengatasi stres serta mengelola panik dan kebingungan pada saat bencana terjadi.

“Kami menggaet DP3AKB untuk bisa memberikan edukasi tersebut, sehingga langkahnya dalam menangani bencana yang terjadi pun menjadi cepat, tepat dan selamat,” jelasnya.

Tahapan selanjutnya, BPBD juga akan melakukan pendampingan pada masyarakat. Misalnya dalam mewujudkan kampung siaga bencana atau keluarga tangguh bencana (katana), membentuk SIBA (Si Pelopor Cegah Bencana) dan SIKA (Si Pelopor Cegah Kebakaran.

“Karena memang fokus kita di dua jenis bencana yang sering terjadi di Balikpapan yaitu kebakaran, dan tanah longsor serta genangan (banjir),” pungkasnya.

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version