Pertamina Latih Kelompok ‘KENARI’ Olah Pupuk Kompos dari Limbah Hasil Pertanian

PENAJAM, Inibalikpapan.com – Untu mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia, petani yang tergabung program Ketahanan Pangan Girimukti (KENARI), Kabupaten Penajam mengikuti pelatihan pembuatan kompos organik dari limbah hasil pertanian.

Bahan utama dari pembuatan pupuk kompos ini adalah arang, sekam padi, limbah tanaman hasil pertanian, kotoran ternak, dan juga mikro organisme yang berperan sebagai starter fermentasi.

Program pelatihan diberikan Pertamina melalui PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Balikpapan melaksanakan kegiatan Sosialisasi Pembuatan Kompos Organik dari Limbah Tanaman Hortikultura. (Kamis, 09/11).

Kegiatan ini diikuti oleh seluruh anggota kelompok KENARI dan dihadiri pula oleh Perwakilan Dinas Pertanian Kabupaten Penajam Paser Utara, Anggota Perhimpunan Penyuluh Pertanian Indonesia. Pelatihan diisi Praktisi Pertanian Dalih Cahyono yang merupakan Narasumber kegiatan.

Area Manager Communication, Relation & CSR PT KPI Unit Balikpapan Ely Chandra Perangin Angin mengatakan bahwa pelatihan merupakan hal yang sangat penting untuk meningkatkan kompetensi anggota kelompok.

“Selain memang menjadi program kami, pelatihan ini penting digelar, karena sangat dibutuhkan oleh kelompok tani untuk menekan biaya produksi pertanian, sebab kita dapat memproduksi pupuk sendiri,” kata Chandra.

“Ketersediaan bahan baku untuk pembuatan pupuk yang dapat dengan mudah diperoleh merupakan modal penting bagi anggota kelompok untuk memotong ongkos produksi. Potensi ini harus dapat dikembangkan,” kata Chandra.

Sementara itu, narasumber Dalih Cahyono menyampaikan pentingnya pupuk kompos untuk meningkatkan hasil pertanian. Pupuk kompos berperan penting dalam proses pertanian.

“Kita harus tahu seberapa penting kompos ini bagi sebuah tanaman dan juga manusia, manfaatnya apa, faktor apa saja yang mempengaruhi keberhasilan pengomposan, serta bagaimana proses pembuatannya secara benar,” jelas Dalih.

Setelah semua bahan telah siap, materi singkat telah disampaikan, kegiatan dilanjutkan dengan praktek langsung pembuatan pupuk kompos. Diawali dengan proses pembakaran sekam padi, kemudian dilanjutkan dengan menghaluskan semua bahan tadi dengan menggunakan mesin Chopper, kemudian mencampurkan semua bahan tadi dan disiram rata dengan Mikro Organisme Lokal kemudian tinggal menunggu proses fermentasi berjalan.

Proses fermentasi ini setidaknya membutuhkan waktu sekitar 3 hari sembari terus dipantau perkembangannya dengan menggunakan termometer agar hasil yang didapatkan bisa maksimal. Setelah fermentasi selesai dan suhu dianggap normal, adonan tadi bisa langsung dicampurkan dengan tanah perbandingan 1:3, dan pupuk kompospun siap untuk diaplikasikan pada tanaman.

Ketua Kelompok Kenari menyampaikan pentingnya pelatihan yang mereka terima. “Dengan adanya sosialisasi ini tentu sangat bermanfaat bagi anggota kelompok, yang mana pupuk merupakan komponen penting dalam proses pertanian, apalagi saat ini pupuk kemasan harganya cukup mahal,” kata Ketua Kelompok KENARI, Ketut.

Melalui sosialisasi ini diharapkan mampu membantu para Petani untuk dapat memenuhi kebutuhan pupuk secara mandiri dengan memaksimalkan pengelolaan limbah hasil dari perkebunan mereka, serta kedepannya diharapkan pula anggota kelompok dapat menciptakan produk kompos sendiri sebagai usaha turunan mereka.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.