BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com— Sejak pekan kemarin kasus terkonfirmasi positif secara nasional maupun lokal terus mengalami peningkatan kasus termasuk di Balikpapan.
Data harian nasional pada Minggu (13/12/2020 terdapat penambahan 6.189 kasus sedangkan di Kaltim 227 kasus dan di kota Balikpapan 55 kasus baru. Namun hari ini pemerintah kota melalui dinas Pendidikan Kota Balikpapan mulai melakukan simulasi belajar tatap muka di tingkat SMP kota Balikpapan.
Simulasi dilakukan selama dua hari mulai Senin dan Selasa (14-15) Desember 2020 sebagai persiapan belajar tatap muka (luring) pada 12 Januari 2021 mendatang.
Dalam simulasi ini seluruh siswa harus langsung ke kelas dan sebelum masuk kelas, dilakukan pengukuran suhu tubuh. Selain itu siswa juga wajib membawa dua masker. Masker pertama dipakai dan masker kedua sebagai cadangan.
Salah satu sekolah yang melaksanakan simulasi yakni SMP 2 Balikpapan Kota. Siswa SMP mulai masuk pada pukul 07.45 wita. Siswa akan mengikuti luring di sekolah selama 4 jam dengan jam pertama pengarahan dari wali kelas. dan jam kedua diisi guru mata pelajaran.
“Mulai jam 8 sampai jam 12 waktunya. Kita atur juga pintu masuk siswa ada melalui pinta utama dan pintu lainya. Anak-anak kelas 7 dan 9 masuk melalui pintu utama sedangkan kelas 8 pintu lainya. Semua proses simulasi dipantau tim gugus tugas dari sekolah dan pihak puskesmas,” kata Kepala Sekolah SMP 2 Balikpapan Hj Juraidah kepada Inibalikpapan.com (14/12/2020).
Simulasi dilakukan dua hari ini, hari pertama ini diikuti siswa dengan absensi nomor genap dan satu kelas diisi 18 siswa saja dengan berjarak bangku 1,5 meter. Begitupula simulasi hari kedua diikuti siswa dengan nomor absen ganjil.
“Tidak ada istirahat keluar kelas, kantin tidak kita buka sehingga kita minta anak-anak membawa bekal dari rumah. Anak-anak kita minta diantar orangtua tidak naik angkot. Dalam simulasi ini siswa tidak belajar langsung hanya mendengarkan paparan dan pengarahan dari wali kelas lalu diisi guru lainya di jam kedua. Lalu jam 12 semua siswa langsung pulang ke rumah masing-masing,” jelasnya.
Di SMP 2, sebelum masuk simulasi, sejumlah siswa diminta kesedian membersihkan ruang kelas masing-masing pada akhir pekan kemarin.
“Mungkin ruang kelasnya masih berdebu jadi kita minta anak-anak bawa lap untuk bersihkan debu yang di mejanya,” tambahnya.
Di sekolah yang berada di kawasan Telagasari Gunung Pasir ini, jumlah guru yang ada sebanyak 40 orang. Dalam simulasi hari pertama ini disiapkan 23 guru.
“Guru kita disiapkan 23 guru. nanti diisi wali kelas pada jam pertama selama 2 jam kemudian jam kedua guru pelajaran. ini tidak belajar langsung hanya evaluasi saja kan mereka baru saja ulangan. Jadi gak dituntut belajar wajib,” ujarnya.
Selain itu, yang terpenting dalam simulasi dan penerapan belajar luring nanti, sekolah telah memiliki SOP pelaksanaan pembelajar tatap muka. Hal ini sebagai upaya bersama mencegah kasus covid tidak menyebar ke dunia pendidikan. Sebelumnya dinas pendidikan juga sudah menyebarkan angket seputar setuju atau tidak dilakukan belajar tatap muka. Bagi yang tidak setuju pembelajaran masih dapat dilakukan melalui daring.
Diketahui, sejak akhir Maret 2020 hingga kini, proses belajar mengajar dilakukan secara daring akibat penyebaran covid yang terjadi di dunia termasuk Indonesia dan kota Balikpapan.