BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com- Produksi Singkong di Balikipapan cukup berlimbah namun tidak diiringi dengan harga jual yang tinggi ditingkat petani.

Hasil panen singkong atau ubi kayu di tingkat petani Balikpapan hanya dihargai Rp500-600 per kg. Sedangkan harga jual di pasar Rp2000-3000 per kilogram.

Karena itu pemkot akan melakukan program inovasi berupa lomba olahan ubi kayu menjadi hasil yang memberikan nilai tambah.

Kepala Dinas Pangan, Pertanian dan Perikanan (DPPP) Balikpapan Yosmianto mengatakan produksi singkong yang berlebih ini tidak sebanding harga jual yang diperolah petani.

“Padahal singkong yang dapat dijadikan tepung sangat banyak gizinya. Disini petani juga banyak yang tanam karena tanahnya cocok sekali,”ujarnya (28/11/2017).

Akibat harga murah tidak jarang, petani menjadikan singkong sebagai pakan ternak. Kalaupun ingin dijual, harus menunggu waktu.

“Kadang ada petani habis dicabut dibiarkan untuk pakan ternak atau lainnya. Kalo di pasar harga jual naik Tapi harus ditunggu oleh pedagang, perlu waktu lama,” tuturnya.

Berlimpahnya produksi singkong, DPPP pada tahun depan akan melombakan makanan hasil olahan singkong. Langkah ini sebagai bentuk diversifikasi olahan singkong menjadi banyak olahan.

“Jadi kita buat olahan makanan yang berbahan singkong. Di kita sudah buat tapi masih belum maksimal. Jadi kita cari UKM yang bisa buat olahan berbahan singkong. Tahun depan kita lombakan agar memancing masyarakat untuk buat produk olahan pertanian,” ungkapnya.

Diketahui, luas areal ubi kayu yang sudah produksi tahun 2017 hingga bulan Oktober mencapai 188 hektare dengan produksi 6.920 ton. Sedangkan tanaman belum dipanen sekitar 231 hektare.

“Harapannya dengan dilombakan olahan Singkong, produksi yang dihasilkan petani akan bermanfaat dan mendongkrak harga singkong di tingkat petani,” harapnya.

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version