BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Dalam rapat dengar pendapat Komisi Gabungan II dan III DPRD kota bersama PDAM Balikpapan yang digelar pada Senin (14/3/2016), tampak dihadiri oleh staf ahli Gubernur DKI Jakarta bidang pengendalian air tanah, Mahlison Sinaga.

Dia juga dikenal ahli geologi yang tergabung dalam masyarakat Geologi Indonesia ingin membantu persoalan krisis air bersih yang melanda kota Balikpapan.

“Pak Mahlison ini spesialisasi dibidang air tanah. Jarang-jarang ada spesialisasi dari Jakarta mau konsen terhadap persoalan air bersih di Balikpapan. Dia bukan orang sembarang tapi juga staf ahli gubernur DKI bidang air tanah,” kata Dirut PDAM Haidir Effndi memperkenalkan kepada DPRD Balikpapan saat RDP mengenai krisis air Balikpapan.

Pada pertemuan itu Haidir sangat memberikan apresiasi karena masih ada warga geologi yang peduli terhadap persoalan air ini.

PDAM Tidak Miliki Peta Cekungan Air

Mahlison bersama dua rekan diundang ke DPRD untuk menyampaikan presentasi mengenai aspek prioritas penanggulangan krisis air baku dan langkah kongkrit.

Mahlison Sinaga mengatakan upaya yang kini dapat dilakukan PDAM bersama pemerintah kota untuk jangka pendek adalah melakukan pengeboran sumur dalam dan optimalisasi sumur existing.
“Dan langkah berikutnya melakukan studi dan evaluasi cekungan air tanah,” ujarnya dalam rapat.

Langkah berikutnya menurut Mahlison penempatan rencana posisi sumur pantau dan sumur resapan.

“Kalau ditanya soal langkah konkrit mana prioritas ya memang ini yang harus dilakukan (pembuatan sumur bor dan optimalisasi sumur). Kalau penyedian air baku itu ada tiga, air permukaan, air tanah dan air pengolahan. Desalinasi air laut itu masuk dalam kategori air pengolahan,” terangnya.

Sebagai masyarakat Geologi, pihaknya ingin memberikan sumbangsih melalui mekanisme sumur bor dengan kemampuan dan pengalaman yang ada.

“Dan ternyata kalau mau jujur roadmap cekungan air tanah belum pegang (PDAM). Mestinya karena 42 sumur yang ngebor karena dari pihak yang melakukan kajian mestinya petanya bisa dipegang PDAM tapi ya tadi kordinasi itu barang yang mahal,”katanya.

Peta cekungan ini bisa jadi dasar pihak PDAM melakukan pembuatan sumur-sumur bor baru. Apalagi kondisi air tanah dan geografis Balikpapan sangat berbeda dengan banyak daerah lain di Indonesia.

Berdasarakn data yang dimiliki  PDAM, terdapat 45 sumur namun hanya 22 yang aktif sedangkan 17 sumur dalam kondisi rusak, dua dalam tahap perbaikan dan satu sumur tidak dapat dioperasinalkan kembali.

“Pengeboran ini juga memiliki karakteristik dan permasalahan yang berbeda-beda. Bisa saja kita ngebor lima meter disebelahnya dapat disini tidak,” tandasnya

Namun pengeboran dan optimalisasi  sumur yang ada menjadi jalan keluar untuk jangka pendek yang harus dilakukan PDAM. “Pengeboran itu wajib. Dan nantinya jangka menengah dan panjang dapat dilakukan berdasarkan roadmap mangemen air yang dimiliki PDAM,” ucapnya.

Jika 45 sumur yang dimiliki PDAM dapat berfungsi baik, mesti ketersedian air dapat lebih terjamin. Saat ini diketahui, dari 22 sumur dalam yang dikelola PDAM memiliki kapasitas 300 liter/detik. Sementara waduk Manggar jika kondisi normal mampu menghasilkan air 900 -1000 liter/detik.

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version