BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Pihak kepolisian kembali mengamankan tersangka kasus penyalagunaan BBM bersubsidi di Kota Balikpapan. 

Dalam kesempatan tersebut, diamankan dua orang tersangka THA (68)  selaku pemilik kendaraan dan pembeli BBM Bersubsidi dan KMR (42) penjual BBM solar bersubsidi. 

Kapolresta Balikpapan, Kombes Pol Thirdy Hadmiarso mengatakan, adapun TKP yaitu di Kelurahan Teritip, Balikpapan Timur. Tersangka dikenakan pasal 40 ayat 9 UU RI Nomor 11 tahun 2020 perubahan dari UU RI nomor 2 tahun  2021 tentang migas dengan ancaman 6 tahun pidana dan denda paling tinggi Rp 60 miliar. 

“Adapun barang bukti yang diamankan satu unit mobil kijang, 5 jerigen ukuran 30 liter, sehingga total 150 liter,” ujar Thirdy kepada awak media, Kamis (21/4/2022).

Dimana untuk modus operandi yang bersangkutan membeli solar bersubsidi di SPBN, kemudian diperdagangkan kembali di tempat-tempat eceran.

Tersangka THA pertama kali ditangkap kemudian dilakukan penggeledahan dalam mobil tersebut di amankan 5 (lima) buah jerigen berisi solar subsidi sebanyak sekitar 150 (seratus lima puluh) liter, kemudian melakukan pengembangan dan mengaku bahwa mendapatkan solar subsidi dari inisial KMR.

“Setelah dimintai keterangan bahwa pelaku mengambil BBM solar subsidi dari SPBN (stasiun pengisian bahan bakar nelayan) di SPBN Manggar dengan harga Rp 5.150 dan dijual Kembali ke inisial THA sebesar Rp 8.500 setelah itu inisial THA akan menjual Kembali secara ecer seharga Rp 9.500, kemudian pelaku dan barang bukti berupa 1 (satu) Unit mobil Kijang plat KT 1526 KA Kapsul warna Biru tua dan 5 (lima) buah jerigen yang berisi solar subsidi sebanyak sekitar 150 (seratus lima puluh) liter diamankan,” jelasnya. 

Sementara itu, Regional Manajer HSSE, Ibnu Zaenal Arifin menyampaikan apresiasi kepada jajaran kepolisian dalam hal ini Kapolresta Balikpapan dan Kapolsek Balikpapan Timur atas pengungkapan kasus ini.

“Kita ketahui bersama BBM bersubsidi ini memang ditujuhkan untuk golongan masyarakat tertentu, kalau misalnya ada oknum yang melakukan penyalagunaan BBM bersubsidi yang dirugikan masyarakat itu sendiri dan juga negara,” kata Ibnu. 

Sekaligus menjawab yang ada di masyarakat terkait kelangkaan, tidak ada kelangkaan, tapi beberapa oknum memanfaatkan dengan motif pribadi dengan adanya selisih harga mereka memanfaatkan itu dan akhirnya masyarakat yang berhak BBM berdubsidi di korbankan. 

“SPBN untuk pembelinya sudah ada rekomendasi kelompok sendiri dan mereka sebelum membeli harus memegang surat rekomendasi dari dinas terkait dan distribusinya terbatas, dugaan pemilik rekomendasi itu menjual kepihak lain lagi,” tutup Ibnu. 

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version