BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com – Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta melaksanakan kegiatan Mini Workshop pada Kamis (22/2/2024) di Maxone Hotel Balikpapan.
Adapun tema yang diangkat terkait Tantangan dan Peluang Pembelajaran Menggunakan Kecerdasan Buatan, yang diikuti Kepala Sekolah/Guru BK SMA/SMK/MA se Kota Balikpapan, Kalimantan Timur dengan narasumber Dr. Taufiq Immawan, S.T., M.M. selaku Sekretaris Jurusan Teknik Industri, Amarria Dila Sari, S.T., M.Eng selaku Sekretaris Program Studi Teknik Industri – Program Sarjana (Reguler).
Seperti diketahui Pada era digital saat ini, kecerdasan buatan (AI) telah mulai muncul di berbagai aspek kehidupan sehari-hari, termasuk di sekolah dan perguruan tinggi.
Perkembangan teknologi AI telah membawa dampak yang signifikan dan meluas di banyak bidang, seperti pendidikan, kesehatan, dan industri.
Di dunia Pendidikan mulai dari sekolah hingga perguruan tinggi, AI telah digunakan untuk memfasilitasi pembelajaran, penelitian, dan administrasi kampus.
Salah satu contoh yang menonjol adalah penggunaan chatbot AI seperti ChatGPT yang memberikan bantuan kepada siswa ataupun mahasiswa dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik mereka.
Kemunculan AI membawa tantangan tersendiri bagi dunia pendidikan. Salah satu tantangan utama adalah pengaruhnya terhadap cara berpikir pendidik/dosen/guru, siswa/mahasiswa, dan kebijakan sekolah/kampus secara keseluruhan.
Adapn tujuan kegiatan ini yakni pemahanan dan pemanfaatan Kecerdasan Artifisial (AI) untuk mendukung strategi pembelajaran. Dalam menghadapi perkembangan kecerdasan buatan (AI) yang semakin pesat, penting bagi pendidik di sekolah ataupun perguruan tinggi untuk selalu memperbarui pengetahuan dan pemahaman mereka tentang AI.
Dr. Taufiq Immawan, S.T., M.M mengatakan, AI dalam pendidikan melibatkan penggunaan algoritma dan mesin yang dapat belajar dari data, mengenali pola, dan membuat keputusan dengan sedikit hingga tanpa intervensi manusia, yang dapat membantu dalam personalisasi pembelajaran, otomatisasi tugas-tugas administratif, dan analisis data pembelajaran yang besar untuk meningkatkan kualitas pendidikan
“AI ini memungkinkan pendidikan yang lebih disesuaikan dengan kebutuhan individu siswa, mempercepat proses pembelajaran dengan menyediakan umpan balik yang tepat waktu dan relevan, serta membantu guru dalam mengelola kelas dengan lebih efisien,” akunya.
Lanjut Taufiq, namun, AI bukanlah pengganti Guru. AI hanya sebuah alat yang dapat memperkaya pengalaman belajar mengajar. AI dapat membantu guru dalam mengidentifikasi kebutuhan belajar siswa secara lebih akurat dan memberikan materi pembelajaran yang sesuai, sehingga setiap siswa mendapatkan pendekatan pembelajaran yang paling efektif bagi mereka.
“Kita juga harus melihat karakteristik dari siswa, saat ini akan muncul Generasi Alpha harus dipersiapkan jangan sampai telat, salah satunya bisa membantu disaat siswa menggunakan AI para guru jangan kalah juga tapi menggunakan AI yang lebih tinggi,” imbuhnya.
Di dalam penggunaan AI tidak semudah digambarkan, bahwa nanti pingin apa bisa langsung keluar, tapi ada perintah data yang gunakan secara benar sehingga muncul.
“Guru juga harus punya anti AI, seperti zero teks, dimana kondisi teknologi berkembang cepat maka guru jangan mau kalah sama siswanya, sehingga harus seimbang dan memudahkan dalam penggunaan AI,” ujarnya.
“Apalagi sekarang lebih pada suka yang visual ketimbang membaca, sehingga dalam bentuk AI memadatkan apa yang ingin disampaikan sehingga dapat paham,” tambahnya.
Sementara itu, Amarria Dila Sari, S.T., M.Eng mengatakan, Pasar AI dalam pendidikan diperkirakan akan mencapai $80 miliar pada tahun 2032. Ini menunjukkan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 76,9 persem sejak tahun 2018.
Pasar AI generatif, yang merupakan bagian dari pasar AI, diperkirakan akan tumbuh dari $11,3 miliar pada tahun 2023 menjadi $51,8 miliar pada tahun 2028.
Sebanyak 51,13 Persen guru di seluruh dunia menggunakan AI dalam pengajaran mereka setidaknya sekali seminggu. Kecerdasan buatan (AI) telah mulai diterapkan dalam dunia pendidikan sejak 1970an, dimulai dengan sistem tutor sederhana hingga kini telah berkembang menjadi teknologi canggih dengan kemampuan analisis pembelajaran dan umpan balik otomatis. Pasar edtech AI diperkirakan terus tumbuh pesat mencapai $6 miliar pada 2025.
“AI menjanjikan berbagai manfaat seperti pengalaman belajar yang lebih personal dan adaptif, namun juga masih menghadapi tantangan seperti isu etika, bias, dan resistensi pengguna,” akunya.
Secara keseluruhan, AI berpotensi menjadi solusi cerdas yang dapat meningkatkan akses dan kualitas pendidikan di masa depan melalui inovasi pembelajaran yang lebih personal, interaktif, dan kolaboratif.
“Dengan strategi implementasi yang tepat, AI dapat memberdayakan para pendidik maupun peserta didik untuk mencapai hasil belajar yang optimal,” akunya.
Termasuk lebih kepada inovasi pembelajaran digital dan teknologi seperti optimalisasi penggunaan AI untuk mendukung pembelajaran dan bagaimana peluang dan tantangan menghadapi generasi Z dalam pembelajaran.
“Sehingga butuh pembekalan basic kepada para guru tentang AI dalam membantu pembelajaran yang harapannya ketika siswa menggunakan itu, guru sudah tahu dan mengarahkan siswa menggunakan AI tapi tidak dikembangkan lagi,” tutupnya.