BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com – Penyelenggaraan transportasi di kawasan penyangga IKN sangat diperlukan. Salah satunya di Kota Balikpapan.
Kepala Bappeda Litbang Kota Balikpapan, Murni mengatakan, penyelenggaraan transportasi diperlukan guna mendukung pembangunan di IKN. Untuk itu diperlukan perencanaan yang matang.
“Penyelenggaraan transportasi dibutuhkan masterplan transportasi, jaringan jalan, perencanaan pembangunan dan lainnya,” kata Murni kepada media, Selasa (19/3/2024).
Murni mencontohkan pada Balikpapan menerima BTS (Buy The Service). Itu juga disesuaikan. Kegiatan lainnya terkait transportasi seperti akan ada jalur kereta api. Juga sejumlah transportasi perhubungan darat, laut, dan udara.
“BTS adalah sistem pembelian pelayanan oleh pemerintah kepada pihak operator atau pengusaha jasa angkutan. Tujuannya, untuk melayani masyarakat dalam hal transportasi publik berbasis pada segitiga transportasi, yakni pemerintah, operator, dan masyarakat,” jelasnya.
Dengan begitu, keberadaan IKN ini secara tidak langsung akan membawa dampak secara ekonomi dan sosial buat kota Balikpapan.
Sementara itu, Kadishub Balikpapan Adwar Skenda Putra mengatakan, tindak lanjut sebenarnya rencana transportasi di Kota Balikpapan sudah masuk dalam perencanaan pembangunan 2025-2045.
Namun, itu masih cakupan Balikpapan. Akan tetapi dalam perjalanannya atau perkembangannya, (kita) tidak hanya bicara Balikpapan saja.
“Tapi sistem transportasi yang sudah menjadi satu IKN dan penyangga seperti Samarinda, Kukar, dan PPU jadi masterplan satu yang terbagi tugasnya,” kata Adwar.
Oleh karenanya apabila masterplan ini masuk kebijakan nasional, tentu pembiayaannya akan dibantu pemerintah pusat. Dengan kerjasama pihak lainnya untuk mempercepat realisasi penyelenggaraan transportasi. Yang ada di wilayah penyangga IKN sebagai kawasan aglomerasi perkotaan IKN.
Penambahan Kendaraan
Team Leader Perencanaan Kawasan Aglomerasi, Tedy Murtejo menjelaskan, pihaknya ditugaskan untuk mempersiapkan kawasan mitra agar berkembang sama dengan IKN.
“Supaya tidak terjadi gap antara IKN yang dibentuk sebagai smart and modern city dengan sekitarnya,” kata Tedy.
Tedy menambahkan, saat ini dampak Pembangunan IKN sudah dirasakan Balikpapan. Seperti penambahan kendaraan yang berdampak kemacetan. Hingga penambahan sarana prasarana.
“Nanti mana bisa dielaborasikan, kolaborasi dan sinkronisasi. Dengan wilayah termasuk dengan Otorita IKN,” terangnya.
Selama masa pembangunan IKN, Balikpapan merupakan pintu masuknya. Sehingga ini harus ditata dari Balikpapan hingga IKN. Maka ada usulan angkutan untuk melayani dari Balikpapan ke IKN dan sebaliknya.
“Nanti jika sudah ada bulan Juli, 80 ribu orang menetap di IKN, mereka pasti ke Balikpapan. Untuk sarananya dari dan menuju Balikpapan dan IKN butuh moda. Kita siapkan tadi dari Damri, Sinar Jaya, maupun AKDP. Yang bisa melayani,” jelasnya.
Menurutnya yang dibutuhkan masyarakat adalah terpenuhinya kebutuhan tetapi dengan ongkos transportasi yang terjangkau.
Realisasi akan dilakukan secara bertahap dari 2024-2045. Jadi tidak lagi kabupaten/kota di wilayah mitra IKN berpikir sendiri. “Karena ketika aglomerasi adalah kepentingan bersama. Bukan masing-masing. Yang tadinya rencana hanya secara parsial di masing-masing daerah, saat ini dijadikan satu menjadikan aglomerasi IKN,” katanya.