JAKARTA, Inibalikpapan.com – Pasca melonjaknya kasus covid-19 varian Omicron, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mendorong Pemerintah Daerah (Pemda) meningkatkan surveilans

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, langkah itu sebagai upaya untuk untuk mendeteksi kasus covid-19 dan pencegahan sedini mungkin sehingga tidak menyebar luas di masyarakat

Menurutnya, pelaksanaannya Pemda bisa melibatkan TNI, Polri maupun instansi terkait. Disamping juga gencar melakukan sosialisasi dan edukasi terkait protokol kesehatan (prokes) 5M

Menggunakan masker, mengurangi mobilitas, menghindari kerumunan, mencuci tangan pakai sabun, menjaga jarak, serta aktif menggunakan aplikasi Pedulilindungi sebagai bagian penting pengendalian covid-19.

Diantaranya di wilayah Jakarta dan sekitaranya atau Jabodetabek. Karena diperkirakan gelombang Omicron akan terjadi pada pertengahan Februari dan Jakarta paling diwaspadai.

“Selain prokes dan surveilans, juga dipastikan semua rakyat DKI Jakarta dan Bodetabek akan dipercepat vaksinasi boosternya agar mereka siap kalau gelombang Omicron nanti naik secara cepat dan tinggi,” ujarnya.

Berkaca dari puncak gelombang kenaikan kasus akibat varian delta pada 2021 lalu, Ketersediaan obat juga menjadi fokus Kemenkes. Awal tahun ini telah mendatangkan 400 ribu tablet Molnupiravir sebagai obat terapi tambahan untuk pasien covid-19 gejala ringan.

Obat ini telah tersedia di Indonesia dan siap diproduksi dalam negeri pada April atau Mei 2022 oleh PT Amarox. Kemenkes juga akan mendatangkan Paxlovid yang rencananya akan tiba pada Februari.

“Obat ini bukan hanya di Puskesmas maupun RS Pemerintah, nantinya juga akan tersedia di apotik-apotik sesuai dengan jenisnya yakni obat yang bisa dibeli umum dan obat yang bisa didapatkan hanya dengan resep dokter,” kata Menkes.

Begitupun kesiapan rumah sakit untuk pasien dengan gejala berat. Meskipun gejala pasien Omicron tergolong lebih ringan terlihat dari negara-negara yang mengalami gelombang omicron.

Di Indonesia dari total 500-an kasus konfirmasi Omicron sebagian besar gejalanya ringan bahkan tanpa gejala, hanya 3 pasien yang membutuhkan oksigen tambahan. Proses recovery juga lebih cepat, tercatat sekitar 300 pasien telah dinyatakan sembuh dan sudah diperbolehkan pulang.

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version