BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Desain Yamaha WR 155 R yang gagah dan gahar memikat banyak orang hingga ingin memiliki motor sport di kelas trail ini.

Salah satunya Ariyandi (19), warga Sungai Ampal yang baru saja membeli satu unit Yamaha WR 155 R. Apalagi setelah dilakukan sentuhan dibeberapa titik, tampilan WR 155 R makin gagah, gahar dan keren. Tentunya tidak semua orang memiliki penampilan motor seperti ini.

Ia menyebut baru menggunakan motor trail ini selama sekitar sebulan. “Harga cash di Balikpapan Rp 42 juta,” ujarnya.

Menurut informasi yang dia terima, harga On The Road (OTR) setiap daerah berbeda-beda. “Setahu saya kalau di luar daerah harganya sekitar segitu (Rp 37 juta),” katanya.

Pekerja swasta di kawasan Kariangau itu mengaku tertarik membeli Yamaha WR 155 R karena ukuran suspensinya yang tinggi membuat kesan motor trail ini menarik. “Gagah dan gahar. Juga masih jarang. Saya beli bulan kemarin di (Dealer Yamaha) Gunung Guntur,”ujarnya.

Menurutnya Yamaha WR 155 R masih cukup jarang terlihat penggunaannya di Balikpapan. Apa lagi unit dengan warna pilihannya hitam dan dipadukan hijau toska. Paduan warna ini menjadi warna kesukaannya. Sementara yang biasanya berseliweran di jalan-jalan Kota Balikpapan yang warna biru. “Ini baru saya pakai pulang pergi kerja saja. Belum touring, tidak punya komunitas soalnya,” ungkapnya.

Ia mengatakan, paduan warna motor miliknya memberi kesan maskulin yang sangat kuat. Apa lagi Yamaha WR 155 R dengan pilihan warna hitam dan hijau toska itu memang keluaran terbaru dan masih jarang muncul di jalan raya Balikpapan. “Saya beli cash. Kebetulan orang tua ada kenalan dengan orang dealer. Kalau saya pakai enak sih, nyaman, stabil dia, enggak cape. Mungkin di awal-awal, waktu joknya tinggi lumayan cape. Sama stangnya masih standar jadi lumayan panjang,” katanya.

Ariyandi menjelaskan telah memodifikasi bagian pelek, piringan cakram, ban, lampu dan knalpot. Untuk biayanya, Ariyandi mengaku merogoh kocek lebih dari Rp 5 juta untuk modifikasi yang telah dilakukannya.

Pria lulusan SMK Kartika 2022 lalu itu mengaku, jumlah pengeluarannya itu terbilang mahal baginya. Namun demikian, motor trail miliknya jadi tampak lebih gagah dikendarai di jalan raya atau on road.

“Saya modifikasi di bengkel kenalan. Dari sebulan ini (dimodifikasi). Memang rangkanya kelihatan, jadi memang enggak ada bodi sampingnya,” jelasnya.

Ariyandi (19) dengan motor kerennya

Ia menerangkan shockbreaker depan Yamaha WR 155 R miliknya masih standar, begitu juga dengan bagian shockbreaker bagian belakangnya. “Sekarang motor ini lebih pendek karena sudah ganti pelek. Kalau kemarin lebih tinggi karena masih pakai ban standar yang kotak-kotak,” ungkapnya.

Dengan beberapa sentuhan, tampilan WR 155 R makin ciamik, keren dan gagah. ” Ya seperti ini lah hasil. Gak sama dengan yang lainnya, ” ujarnya.

Ia menyebut sudah pernah mengendarai motor ini secara bergoncengan. Menurutnya, kalau berkendara berdua agak sedikit melelahkan karena posisi duduknya harus lebih maju ke depan.

Menurutnya, desain Yamaha WR 155 R lebih diperuntukkan untuk dikendarai sendiri.

“Ban aslinya masih saya simpan. Kecepatan yang pernah saya coba 120 kilometer per jam. Bisa kalau mau naik lagi. Itu diperjalan luar kota, kalau di kota jalan-jalan santai ya 60 kilometer per jam. Kecuali jalanan benar-benar kosong,” katanya.

Ariyandi berharap agar spare part modifikasi Yamaha WR 155 R lebih mudah didapatkan. “Di Balikpapan ini, untuk pelek modifikasinya kurang banyak. Jadi kayak misalnya satu toko cuma sediakan satu merek saja. Jadi kurang banyak,” ujarnya.

 

Modifikasi WR 155 R ini diakui banyak dilakukan penggunanya terutama mereka yang tinggal  di perkotaan. Muhammad Haidir sebagai Instruktur Surya Timur  Sakti Jatim (STSJ) mengatakan tidak ada persoalan apabila WR 155 digunakan sehari-hari untuk trek jalan raya beraspal. Kebanyakan, pengguna yang tinggal diperkotaan pasti menggunakan motor ini di jalan umum.  Tinggal sedikit dimodifikasi atau  disesuaikan  dengan kebutuhan.

“Mungkin  bannya diganti ke tipe supermoto. Ban untuk on road. Diganti di area ban dan peleknya. Soalnya ban off-road kalau dipakai di jalan raya cepat habis (aus),  makanya kebanyakan dimodifikasi ke han on-road,” katanya.

Sejauh ini  ada banyak pengguna yang melakukan modifikasi di bagian tersebut untuk menunjung kebutuhan berkendara di perkotaan.

  “Kalau dari segi tampilan kan lebih ganteng juga. Kalau menurut saya penggunanya di Balikpapan sudah lumayan banyak. Kebanyakan anak-anak muda yang memakai motor ini untuk di kota pasti langsung ganti plegnya sama bannya. Karena lebih ganteng  tampilannya. Seperti supermoto,” tukasnya.

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version