Top Header Ad
Top Header Ad

DP3AKB Balikpapan Gelar Workshop Cegah Cyber Crime Pelajar Dibekali Literasi Digital

DP3AKB Kota Balikpapan melaksanakan kegiatan literasi digital kepada para pelajar di Kota Balikpapan.

BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com – Dalam rangka menyambut Hari Anak Nasional yang diperingati setiap 23 Juli, Pemerintah Kota Balikpapan melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AKB) menggelar kegiatan Workshop Pemenuhan Hak Anak, Kamis (26/6/2025). Mengangkat tema “Mencegah Terjadinya Cyber Crime pada Anak di Kota Balikpapan”, kegiatan ini menyasar ratusan pelajar tingkat SMP dan SMA dari berbagai sekolah di kota ini.

Bertempat di Aula Lantai 4 Kantor DP3AKB Balikpapan, workshop tersebut menjadi bagian dari rangkaian peringatan Hari Anak Nasional sekaligus wujud nyata komitmen pemerintah kota dalam menciptakan lingkungan yang aman dan sehat bagi tumbuh kembang anak, termasuk dalam ranah digital.

Workshop ini dihadiri oleh perwakilan dari 10 sekolah yang secara khusus ditunjuk menjadi duta atau agen perubahan dalam kampanye literasi digital dan perlindungan anak dari kejahatan siber. Mereka akan menjadi juru bicara sebaya yang diharapkan mampu menyebarkan pemahaman dan kewaspadaan terhadap bahaya cyber crime di lingkungan sekolah dan komunitas mereka.

Komitmen Pemerintah untuk Kota Layak Anak

Mewakili Kepala DP3AKB Balikpapan Heria Prisni, Sekretaris DP3AKB Nursyamsiarni Djufril Larose mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu program prioritas Wali Kota Balikpapan yang menitikberatkan pada perlindungan dan pemenuhan hak-hak anak.

“Workshop ini adalah bentuk ikhtiar bersama agar anak-anak Balikpapan terlindungi dari ancaman digital yang makin mengkhawatirkan, terutama karena tingginya intensitas penggunaan gawai di kalangan anak,” ujar Nursyamsiarni dalam sambutannya.

Ia menjelaskan, saat ini, anak-anak menjadi kelompok yang sangat aktif di dunia maya namun belum sepenuhnya memiliki kemampuan untuk melindungi diri mereka dari potensi risiko seperti penipuan digital, eksploitasi, perundungan siber, hingga penyalahgunaan data pribadi.

Kolaborasi dengan Aparat dan Psikolog

Workshop ini menghadirkan narasumber dari Direktorat Kriminal Khusus Polda Kaltim yang memberikan pemahaman hukum terkait kejahatan siber dan bagaimana upaya penegak hukum menangani kasus yang melibatkan anak-anak.

Selain itu, beberapa psikolog turut dihadirkan untuk membahas dampak psikologis dari cyber crime, seperti trauma akibat perundungan daring (cyber bullying), kecanduan internet, hingga gangguan kepercayaan diri.

“Cyber crime bukan lagi isu orang dewasa. Anak-anak juga sangat rentan menjadi korban. Karena itu, edukasi dan keterlibatan mereka dalam memahami lingkungan digital sangat penting,” tegas Nursyamsiarni.

Ia juga menekankan bahwa edukasi ini tidak cukup hanya dilakukan satu arah dari orang tua atau guru. Anak-anak harus menjadi bagian aktif dalam menyuarakan pentingnya perlindungan digital.

Peran Agen Perubahan dari Sekolah

Perwakilan siswa dari 10 sekolah di Balikpapan yang mengikuti kegiatan ini diharapkan menjadi pionir di sekolah mereka masing-masing. Melalui pelatihan yang diberikan, mereka dibekali kemampuan untuk melakukan kampanye kecil di lingkungan sekolah, membuat forum diskusi digital, hingga menyusun panduan penggunaan media sosial yang aman untuk anak.

“Anak-anak ini akan menjadi juru bicara sebaya, sekaligus membawa semangat perlindungan anak ke tengah masyarakat. Mereka punya potensi besar untuk menginspirasi teman-teman sebayanya,” tambah Nursyamsiarni.

Harapan Adanya Peran Semua Pihak

Nursyamsiarni juga menyampaikan bahwa untuk mewujudkan ekosistem digital yang aman bagi anak, perlu kolaborasi yang kuat antara orang tua, sekolah, pemerintah, aparat hukum, hingga penyedia platform digital.

“Orang tua perlu memahami apa saja yang diakses anak di dunia maya. Sekolah harus berperan sebagai ruang edukasi yang mendukung. Sementara kami dari pemerintah akan terus berupaya memberi ruang dan program-program yang melindungi anak dari segala bentuk kekerasan, termasuk kekerasan digital,” ujarnya.

Menurutnya, edukasi literasi digital sejak dini menjadi salah satu langkah kunci dalam menekan angka kejahatan siber terhadap anak-anak.

Antusiasme Peserta

Salah satu peserta, Salsabila, siswi kelas 9 dari SMPN 12 Balikpapan, mengaku senang dapat mengikuti kegiatan tersebut. Ia mengaku baru menyadari bahwa kejahatan siber ternyata sangat dekat dan bisa menimpa siapa saja, termasuk anak-anak.

“Dulu saya pikir cyber crime itu cuma soal hacker. Ternyata hal-hal seperti chatting sama orang asing, unggah foto pribadi, atau ikut challenge di media sosial juga bisa berbahaya kalau kita nggak hati-hati,” ungkapnya.

Ia berkomitmen untuk membagikan materi yang diperoleh kepada teman-temannya di sekolah, terutama dalam bentuk poster dan diskusi di kelas.

Menuju Literasi Digital Inklusif

Melalui kegiatan ini, DP3AKB Balikpapan berharap kesadaran anak-anak terhadap keamanan digital meningkat. Dan literasi digital bisa tumbuh secara inklusif di setiap lapisan masyarakat.

“Ini baru langkah awal. Ke depan, kami akan menyusun lebih banyak program kolaboratif lintas sektor agar anak-anak Balikpapan bisa tumbuh. Sebagai generasi cerdas digital, namun tetap terlindungi,” tutup Nursyamsiarni.***

Editor : Ramadani

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses