BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Pemerintah berkomitmen untuk mengawali pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) Nusantara dengan merehabilitasi hutan yang ada, sebagai bagian upaya memulihkan hutan alam Indonesia.
Mendukung hal tersebut, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melibatkan kalangan akademisi dan praktisi komunikasi publik untuk berdiskusi dan menerima masukan dari mereka.
“Pembangunan IKN ini akan beriringan dengan langkah-langkah pemulihan lingkungan. Bukan sekedar jargon karena memang harus kita lakukan,” kata Menteri LHK Siti Nurbaya dalam siaran persnya
“Dalam suasana itu, menjadi sangat penting kehadiran bersama para akademisi dan praktisi komunikasi publik. Oleh karena itu, pertemuan ini merupakan sebuah permulaan,”
Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, G. Budisatrio Djiwandono, yang merupakan Anggota DPR Dapil Kaltim, menyampaikan diskusi ini merupakan langkah yang baik.
Pembangunan IKN dengan konsep forest city merupakan kesempatan untuk memperbaiki tata kelola lingkungan hidup dan kehutanan, tidak hanya untuk areal IKN itu sendiri, tetapi di daerah penyangga IKN juga.
“Perpindahan Ibu Kota ini, kita jadikan momentum bersama. Ini merupakan sebuah kesempatan besar. Kita akan membangun IKN dengan konsep forest city, green city, atau smart city, mari kita lakukan dengan baik dan benar, serta tidak tanggung-tanggung,”katanya.
Namun demikian, dirinya menegaskan yang tidak kalah penting dari pembangunan berbagai aspek fisik, yaitu pembangunan aspek sosial yaitu sumber daya manusia.
Sejalan dengan hal tersebut, Deputi VI Bidkor Kesbang Kemenko Polhukam, Janedjri M. Gaffar, mengatakan pihaknya turut mengawal dan menjaga aspek politik, hukum, dan keamanan, sehingga dapat tercapai tujuan pembangunan IKN ini.
“Sesuai arahan Menkopolhukam, pada pertemuan ini kami akan banyak mencatat apa tantangan yang dihadapi dalam proses pembangunan IKN, yang terkait tugas Kemenkopolhukam,” ucapnya.
Ketua Forum Pimpinan Lembaga Pendidikan Tinggi Kehutanan Indonesia (FOReTIKA) Naresworo Nugroho, ada sejumlah masukan terhadap konsep forest city IKN, termasuk rencana sistem cluster endemik Indonesia. D
iamenyampaikan, penerapan konsep ini idealnya 50% porsi tanamannya asli dari Kalimantan. Selain itu, pola tanamnya dapat menerapkan sistem silfikultur melalui kolaborasi K/L dan swasta.
Dia menekankan hal penting yaitu pendekatan aspek sosial, dan partisipasi masyarakat. Dengan begitu, pada prinsipnya membangun kembali hutan alam, berbasis kearifan lokal.
“Kami juga melihat IKN ini akan menjadi laboratorium lapang yang sangat besar. Kami berharap dapat terlibat dalam memanfaatkan dan kolaborasi sebagai bagian dari Tridharma Perguruan Tinggi,” ungkapnya,
Menteri Siti meyakini bahwa dengan melibatkan akademisi, akan banyak didapat novelty baru keilmuan dalam rumpun ilmu Kehutanan maupun Ilmu Lingkungan.
Ia mengajak para Guru Besar dan Dekan se-Indonesia untuk bisa bersama mempelajari sosiologis yang terjadi di lapangan dalam relevansi ilmu kehutanan.
Sementara itu, pandangan praktisi komunikasi publik disampaikan oleh Auri Jaya yang mengatakan optimis terhadap pembangunan IKN.
Dia mengatakan, IKN merupakan pekerjaan yang tidak biasa sehingga memerlukan cara kerja yang luar biasa. Salah satunya, dengan mengumpulkan para ahli, berdiskusi yang kemudian menghasilkan solusi.