BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com – Tak bisa dipungkiri keberadaan pengetap di Kota Balikpapan kian mengkhawatirkan baik menggunakan mobil atau motor, mereka bisa mengisi bahan bakar minyak (BBM) jenis pertalite dan solar yang kemudian akan diperjual belikan kembali.
Beberapa SPBU di Kota Balikpapan disinyalir menjadi lokasi favorit bagi para pengetap BBM ini diantaranya dari pantauan media ada di SPBU Kebun Sayur, SPBU Karang Anyar, SPBU Gunung Guntur, SPBU Gunung Malang, SPBU Stal kuda hingga beberapa SPBU di kawasan Jalan Soekarno Hatta.
Bahkan diduga para pengetap ini punya perkumpulan atau komunitas yang menjadi wadah berkumpul, yang tentunya punya iuran perbulan dengan iming-iming iuran tersebut digunakan jika sewaktu-waktu ada informasi razia di SPBU atau ada anggota yang tertangkap petugas untuk memuluskan agar tidak terlalu lama ditahan.
Sebut saja Ilham (42) pria yang keseharian menggunakan mobil untuk mengetap BBM di SPBU yang ada di Kota Balikpapan mengaku, dalam sebulan ini pasti ada iuran yang diberikan kepada instilahnya Ketua perkumpulan para pengetab ini, dengan alasan-alasan sebagai uang “keamanan”.
“Kadang kita ngasih Rp 350 ribu sampai Rp 500 ribu mas perbulan untuk pengetap solar ke Ketua yang katanya bertanggung jawab jika ada anggota yang ketangkap,” ujar Ilham kepada media, Minggu (27/8/2023).
Ilham bahkan mengaku ada temannya yang hampir menyetor uang keamanan hingga Rp 5 juta ke Ketua tersebut, jika sewaktu-waktu dirinya ditangkap petugas bisa dengan mudah diproses.
“Untuk uang jaminan jadi kalau ada anggota yang lagi sial ketangkap,” kata Ilham menirukan apa yang diucapkan temannya.
Namun yang dirasakan Ilham tidak semuanya berjalan mulus dan lancar, informasi yang didapat jika ada salah satu temannya yang juga anggota perkumpulan tersebut diduga saat ini diamankan oleh petugas karena kedapatan melakukan pengetap di salah satu SPBU di Kota Balikpapan.
“Ini ada teman saya ditahan, tapi entah kenapa pihak Ketua ini kok malah acuh gak peduli, gak mau tahu kalau ada anggotanya yang ditahan,” kata Ilham.
Ilham mengaku kesal dengan Ketua tersebut, setiap bulan dirinya bersama teman-temannya sudah membayar iuran keamanan, tapi kok giliran ada anggota yang ditangkap, si Ketua ini malah kayak lepas tangan.
“Bisa jadi kami selama ini ditipu, kalau ujung-ujungnya ditangkap juga, mending gak usah ikut komunitas dan tak perlu bayar-bayar uang iuran,” kesalnya.
Apa yang dirasakan Ilham juga dirasakan Wawan (47) bukan nama sebenarnya, dia mengaku sudah 2 tahun terakhir menjadi anggota komunitas tersebut, selama itu dirinya rutin membayar uang iuran ke Ketua untuk jaga-jaga agar tidak tertangkap kalau lagi mengetab di SPBU.
“Awalnya bayar Rp 350 ribu tapi lama kelamaan naik jadi Rp 500 ribu , dengan dalil agar dapat informasi jika ada razia dan bisa dibantu penyelesaiannya jika ditangkap pihak petugas,” aku Wawan.
Tapi apa yang didengar Wawan jika ada anggota komunitas yang ditahan, tapi tidak dibantu oleh Ketua Komunitas ini dia mengaku kecewa, tidak sesuai dengan janji-janjinya. Bahkan lebih para jika hanya mau mengambil keuntungan dari uang-uang iuran tersebut.
“Kecewa mas, berarti kami-kami ini istilahnya kayak “ditipu” giliran anggotanya ada masalah, eh ini Ketuanya malah acuh gak mau peduli,” tutup Wawan.