Top Header Ad

Tak Ada Susu Di Program MBG, Alwiati : Sudah Penuhi Syarat Kelayakan

BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com – Pemberian makan bergizi gratis (MBG) di Kota Balikpapan sudah mulai berjalan. Meski dalam pelaksanaannya masih menyasar wilayah Balikpapan Selatan.

Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Balikpapan, Alwiati memastikan bahwa pembagian makan bergizi gratis pertama yang dilaksanakan di SDN 015  Balikpapan Selatan sudah memenuhi syarat standar kelayakan.

Hal tersebut disampaikannya setelah ia ikut memantau langsung pembagian mbg ke murid-murid SDN 015 bersama Sekretaris Daerah (Sekda), Muhaimin, OPD terkait lainnya serta Forkopimda kota Balikpapan, pada Senin (17/2/2025).

“MBG yang dibagikan sudah memenuhi standar. Mulai dari standar gizi dan pengemasannya sudah memenuhi syarat,” ujar Alwiati kepada media.

la mengaku bahwa jasa penyedia makanan (katering) yang telah ditunjuk benar-benar melalui pengawasan hingga ke bagian produksi. Bahkan sudah diberikan pelatihan.

“Kateringnya sudah terpercaya dan memenuhi syarat,” akunya.

Kendati demikian, ditegaskannya agar mbg yang didistribusikan harus segera langsung dikonsumsi oleh murid-murid setibanya di lokasi. Supaya, kata dia, tidak basi saat hendak disantap.

“Yang penting makanan tersebut segera dikonsumsi oleh anak-anak kita saat tiba di tempat. Jadi tidak boleh menunggu lama, supaya tidak basi,” tegasnya.

Alwiati mengungkapkan, dihari pertama pembagian mbg, terdapat sekitar 3.300 siswa yang mendapatkan makanan di dua sekolah berbeda. Dan menurutnya pihak katering harus selalu konsisten saat mendistribusikan makanan.

Seperti lauk yang disuguhkan mesti selalu sesuai, dan seterusnya tetap menjaga standar kualitas produksi, pengemasan dan tata cara distribusinya.

“Jangan sampai makanan yang diproduksi ada yang tidak memenuhi syarat tapi tetap diproduksi. Terutama lauknya seperti ayam atau ikan harus benar-benar segar saat dimasak,” ujarnya.

Makanan Layak Konsumsi

Baginya, per-porsi mbg dengan harga Rp 10 ribu itu sudah cukup untuk makan siang, walau masih ada beberapa anak yang mengangap nasinya masih kurang.

“Ya mungkin karena anak itu terbiasa makan dengan nasi yang banyak. Tapi anak-anak semua senang, apalagi bapaknya pasti lebih senang, karena mengurangi jajan anaknya,” akunya.

Namun, dalam program ini, susu tidak termasuk dalam menu utama. Jika diperlukan, keluarga dapat menambahkannya secara mandiri tanpa ada kewajiban untuk menyertakan susu dalam makan siang anak-anak.

Untuk memastikan makanan tetap layak konsumsi, standar waktu distribusi pun diperketat. Maksimal dalam waktu tiga jam setelah produksi, makanan harus sudah sampai ke tangan anak-anak dan langsung dikonsumsi. 

“Penyimpanan dalam waktu lama tidak disarankan demi menjaga kualitas dan keamanan pangan,” akunya.

Dengan langkah-langkah ini, diharapkan kebutuhan gizi anak-anak tetap terpenuhi dengan makanan yang sehat, higienis, dan sesuai standar.***

Tinggalkan Komentar

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.